Berburu momen di Lombok dan Gili Trawangan.

Pernah membaca tulisan saya mengenai random trip yang beberapa kali terjadi? nah kini kejadian lagi. secara tidak terencana, saya merealisasikan rencana lama yang sebelumnya memendam dan cukup lama tidak terpikirkan. yaitu mengunjungi Lombok, daerah yang sangat membuat saya penasaran karena cukup sering mendengar cerita indahnya baik dari teman ataupun membaca beberapa tulisan. momen ini bertepatan dengan entah kenapa saya sedang cukup penat dengan Jakarta. ditambah rasanya sudah cukup lama saya tidak berpergian sendiri. FYI, ini memang hobi saya sedari dulu. berpergian sendiri, lalu menangkap momen secara random dengan kamera sederhana, untuk dinikmati sendiri.

Saya ingat hari itu hari Jumat, setelah Sholat Jumat saya segera mengunjungi Traveloka untuk cek tiket Lombok dengan Citilink yang ternyata harganya sangat murah. pulang pergi total saya hanya menghabiskan sekitar 950.000 rupiah untuk tiket keesokan harinya. tidak berfikir panjang saya segera membeli tiket tersebut tanpa sama sekali mengenal lombok, area wisatanya dan tidak juga mencari tahu lebih dahulu.

Sabtu pagi pukul 6, saya berangkat melalui Bandara Soekarno hatta, sampai di bandara internasional Lombok, saya tidak ingin menghabiskan waktu. saya segera meluncur ke arah Air Tejun Benang Stokel dan Benang Kelambu. info mengenai tempat ini saya dapatkan dari Satpam di Bandara. se-absurd itu saya menentukan trip perjalanan saya di Lombok.

Yang tidak terencana memang terkadang menyenangkan, sesampai di Benang Stokel, mungkin karena saya sedang cukup penat dengan jakarta membuat saya begitu menikmati segarnya udara di tanah penuh hijau. padahal air terjun pun belum terlihat. Bermodal sekitar 80.000 rupiah untuk izin akses semua air terjun, saya berjalan melakukan semi trakking dengan penduduk lokal. dimulai dari benang stokel yang cukup pendek diraih, hingga benang Kelambu yang menjadi area yang sangat saya tunggu. saya sengaja tidak memakai motor untuk naik agar bisa menikmati pemandangan (ternyata ini membuat lokasi terasa sangat jauh). tapi terbayar dengan segarnya tiap titik terutama Benang Kelambu dimana anda akan sangat nyaman untuk berendam di area yang katanya airnya membuat kita awet muda serta segar untuk Langsung Diminum. pulangnya saya menyempatkan menikmati Bakso di area istirahat. ah menyenangkan.

Si ibu selfie nya terlalu Serius

Selesai dari situ, saya bergerak sendiri mengunjungi tempat-tempat yang disarankan. karena saya menginap di Jayakarta, saya disarankan untuk mampir ke Desa Tenun dan desa kerajinan Tanah liat. spesial di desa kerajinan tanah liat, saya menyempatkan untuk membeli cinderamata dan ikut mencoba membuat kerajinan tersebut. Ternyata tidak semudah yang saya pikir.

Lelah juga, saya melakukan aktivitas-aktivitas tersebut dengan masih membawa semua perlengkapan saya. saya mengakhiri hari tersebut dengan langsung menuju Hotel jayakarta. Begitu sampai, saya cukup kagum melihat hotel tersebut tertata begitu istimewa. lokasinya yang tepat di pinggir pantai senggigi disudut yang sangat cantik, kamar yang begitu nyaman. saya menghabiskan sore hingga malam dengan bersantai di pinggir pantainya.

Esok paginya saya memutuskan untuk Ke Gili trawangan dan menginap satu malam (sambil mengorbankan reservasi hari kedua di Jayakarta). saya merasa saya harus menghabiskan waktu dengan lega disana. bermodalkan menyebrang menggunakan perahu cepat, secara random diperjalanan saya memesan hotel Pandawa. tampilannya cukup bagus. begitu sampai, ternyata letak pandawa ada di bagian sepi pulau, jauh dari hingar bingar Gili. ini yang saya cari! begitu check in, saya langsung terkagum-kagum dengan suasana yang tenang serta lokasi yang langsung di bibir pantai. Tanpa basa basi, saya hanya melempar semua barang bawaan ke kamar dan tancap gas menikmati Pantai area pandawa yang tenang. Puas sekali rasanya.

Suasana Hotel Pandawa

Pertualangan di Gili dilanjutkan dengan menyewa sepeda menuju pasar seni, setelah sebelumnya saya sempat melepas penyu kelaut. Malamnya, saya mencoba Seafood gili (yang ternyata harganya mahal sekali!) dan Hangout di salah satu Reggae Bar yang cukup terkenal disana. Funny Story, saya baru sadar ternyata pukul 12 malam adalah waktu yang buruk untuk bersepeda menuju balik pulau. semua jalan gelap. akhirnya saya bertumpu pada delman dimana saya tetap mengendarai sepeda saya membelah pulau gili trawangan tengah malam tanpa lampu sama sekali. Pengalaman yang menegangkan. tapi berdasarkan info penduduk setempat, gili trawangan sangat aman, tidak ada catatan pernah terjadi tindak kriminal walaupun banyak lokasi sepi penduduk di malam hari.

Pagi di hari ketiga saya bertolak langsung menuju Lombok Kembali. saya habiskan sisa waktu saya disana untuk bersantai di Pantai Kuta Lombok yang tenang sekali. Total 3 hari perjalanan solo ke Lombok ini benar-benar memberikan penyegaran total dari banyak sisi. Saya begitu menikmati Solo-trip seperti ini karena biasanya momen ini memberikan banyak pengalaman dan pelajaran baru setelahnya. dan menurut saya, trip Lombok-Gili ini termasuk sangat ramah kantong dan bersahabat untuk kita yang berniat berliburan dengan mode bertualang ataupun bersenang-senang.

mari kita cek tiket, kemana lagi asyiknya setelah ini.

Mampir dan menyapa Jogja.

Ini kali kedua perjalanan saya ke Jogja.

Perjalanan dengan alasan yang mirip dengan perjalanan pertama. Random, mendadak, tanpa persiapan dan memang dari keisengan saja. Ya, jogja memang sesederhana itu. Membuat setiap orang juga tidak perlu memiliki alasan yang kompleks untuk mengunjunginya.

Saat itu setelah sahur, saya tengah menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor. Penat memang saat itu. Dan saya pun sedang merasa pada minggu yang entah kenapa membosankan. Sejenak tergelitik untuk melihat situs penjualan tiket.

“Jogja? Jogja” terlintas begitu saja. Lalu saya beli. Untuk perjalanan malam hari di hari yang sama.

Sesederhana itu, saya tanpa sadar sudah  berada di jogja sebelum isya. Perlu diketahui saya bukan traveller yang patut ditiru. Saya selalu datang tanpa list tujuan. Saya tidak pernah memaksakan diri untuk mengunjungi beberapa tempat yang orang bilang harus didatangi. Terkadang ketika saya merasa perjalanan jauh saya tanpa

Malam pertama saya mencari tempat makan di pinggiran kota Jogja. Sekalian saya belum berbuka. Perjalanan di pinggiran kota jogja malam itu sepi, saya sempat salah mengira karena saya mengira akan sangat ramai. Kopi joss, angkringan. Ya standar, tapi memang itu salah satu yang membuat kita rindu jogja.

Tugu pusat kota Jogja
Tugu pusat kota Jogja

Besoknya saya mampir kebeberapa tempat. Saya bahkan menyempatkan nonton The Conjuring 2 disini hahaha. Tapi salah satu yang unik adalah ketika saya atas saran seorang teman mampir ke Taman Pelangi yang dipenuhi oleh Lampion dengan berbagai bentuk. Tempat seperti ini mungkin tidak semua orang bisa menikmati. Beberapa mungkin merasa terlalu kekanak-kanakan. Tapi inilah menyenangkannya perjalanan random, kita bisa tiba-tiba menikmati. Saat itu saya kesana tepat pada waktu transformasi sore – senja -malam. Terbayang bukan seberapa luar biasanya?

Light will guide you home.
Light will guide you home.
menarik bukan?
menarik bukan?
Taman pohon Lampu
Taman pohon Lampu

Malam itu saya tutup dengan mampir ke alun-alun kota jogja. Lucunya saya kembali tertantang untuk mencoba melewati bagian tengah dua pohon kembar yang terkenal itu. Kali ini tidak semulus pertama kali ke Jogja. Tiga kali saya gagal, tapi akhirnya berhasil setelah mendengar saran dari seorang bapak disana untuk tidak ragu.

ada juga yang tertawa mendengar Joke receh saya
ada juga yang tertawa mendengar Joke receh saya

DSC04935

Foto favorit saya
Foto favorit saya

Dihari terakhir saya di Jogja, saya menyempatkan untuk melakukan sebuah ritual perjalanan. Yaitu Hunting Foto tengah malam. Sebagian besar target saya selalu jalanan. Ini selalu saya nikmati salah satunya karena adrenalin kita dipicu ketika banyak mengambil objek acak yang tidak selalu berkenan fotonya diambil. Sehingga cenderung musti diam-diam. Dan hal yang menyenangkan lagi adalah, di jalanan malioboro sedang banyak karya seni yang entah siapa pembuatnya.

DSC04961 DSC04974 DSC04973 DSC04968 DSC04965

Tidak lama perjalanannya. Hanya dua hari. Saya kembali ke Jakarta hari minggu. Tapi memang tidak perlu waktu lama untuk Jogja menenangkan kita.