di suatu malam ketika saya tidak membawa pulang pekerjaan, saya membongkar isi lemari mencoba menemukan bacaan menarik pengantar tidur. dan menemukan paket 4 judul tertralogi laskar pelangi.
siapa yang pernah punya pendapat kalau tetralogi Laskar Pelangi andrea hirata itu tidak menarik..?
mutlak paling tidak menurut saya bahwa andrea hirata punya nilai sastra yang berbeda dan jelas memberikan sinar baru ditengah menjamurnya novel-novel teenlit yang bagi saya pribadi sebagian besar tidak memiliki esensi lebih mendalam di alur cerita dan pesan yang disampaikan. saya pribadi memiliki 4 bukunya (rasa malu yang sangat mendalam waktu saya sadar satu diantaranya tidak asli).
banyak orang yang berkeras bahwa masterpiece paling utama pada tetralogi saat itu tetaplah laskar pelangi. saya setuju, bahkan sangat setuju.. tetapi entah kenapa, EDENSOR adalah seri yang paling membekas dalam benak saya ketika saya menyimak lembar demi lembar kata-kata yang ada di kertasnya. salah satu alasannya adalah pada seri edensor diceritakan saat dmana ikal dan arai berlayar menuju mimpi terdepan mereka. menaklukan diri mereka dan dunia. alangkah indahnya ketika seseorang berhasil menjalani mimpi masa kecil mereka dimana pada saat sekarang ini telah banyak orang-orang yang harus menjalani kehidupan berdasarkan kemana alur menentukan.
tergambar pula kebetulan-kebetulan yang dilukis sangat indah. hal-hal tersebut sukses mengaitkan beberapa proses yang terjadi ketika ikal masih kecil.. sebut saja bagaimana seorang andrea hirata bertemu dengan seniman yang menjadi alasan dia mencantumkan nama HIRATA ketika dia masih kecil.. dan ketika dia dibawa oleh alur hidup hingga sampai di desa edensor yang menjadi salah satu tujuan hidupnya semasa kecil.
salah satu cuplikan kata-kata yang sangat mendalam dan menggambarkan keteguhan mimpi arai dan ikal, menarik untuk kita simak dan kita dalami maknanya:
“Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. aku Mendambakan kehidupan dengan kemungkinan2 yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tidak terduga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. aku ingin ketempat yang jauh. Menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menggigil dicengkram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan. Penuh dengan penaklukan. Aku ingin benar-benar hidup! Aku ingin merasakan sari pati hidup!”
kadang kita perlu menatap malu kepada diri sendiri ketika kita bersemangat memupuk mimpi tapi hanya karena hal-hal sepele yang sebenarnya tidak berarti apa-apa, lantas kita kubur semua mimpi kita lebih dalam. meludahi impian sendiri, bahkan dengan frontalnya kita menghilangkan kemungkinan walaupun kita tahu tidak pernah ada kehidupan tanpa kemungkinan.
Saya masih berusaha menjemput mimpi saya, kalau anda?