Om ai, ya begitulah kami memanggil beliau. nama lengkapnya Antasari Azhar. merasa pernah mendengar? ya bisa iya.. bisa tidak.
Tapi hari ini saya tidak mau membahas mengenai sepak terjang beliau sebagai ketua KPK indonesia. tapi sebagai seorang ayah.
Siang itu hari minggu, saya menuju Lapas dengan tujuan bertemu beliau setelah sekian lama gagal mampir. malu kalau dibilangnya Sombong. Masa iya saya yang baru karyawan kecil ini sampai tidak menyempatkan diri bertemu dengan beliau. beliau memiliki banyak jasa serta inspirasi bagi saya. saya berniat bagaimanapun harus hadir hari itu.
Membeli duku yang ada didepan lapas, karena lupa dan tidak sempat membawa Oleh-oleh (ya saya keponakan yang payah. hehehe). dan saat hadir disana saya langsung disambut oleh sepupu tercinta, Andita Dianoctora Antasariputri atau biasa kami panggil dita. Mbak dita adalah putri tertua om ai. dia sendiri saat itu, ibunda dan adiknya Ajeng sedang menghadiri satu acara dan calon suaminya kebetulan berhalangan hadir.
Dita tersenyum hangat, ya begitulah ciri khas wanita lembut ini. tetapi yang tersenyum paling hangat hari itu bukanlah Dita. melainkan om ai. tidak bisa ditutupi kegembiraannya. Pada hari itu, penjahit baju keluarga hadir untuk mengukur baju yang akan dipakai om ai ketika akad nikah serta resepsi. Pernikahan dita adalah salah satu hal yang paling ditunggu selama hidupnya. om ai, dita dan penjahit itu bercanda serta tertawa. dan saya sudah lama tidak melihat Om ai sebahagia ini.
Ya, Acara ini akan menjadi saat paling membahagiakan beliau, ditengah kemelut musibah yang menimpanya. buah dari keberanian dia memperjuangkan kebenaran untuk negara. dan negaranya berbalik menghukumnya.
Kami sekeluarga tidak sabar menunggu hari dimana mbak dita dipersunting lelaki pujaannya. selain tidak sabar melihat wajah bahagianya, kami tidak sabar melihat wajah ayahnya. tetapi..
Tetapi, siang itu saya kaku melihat sebuah artikel berita. Antasari Azhar tidak diizinkan menghadiri Resepsi. Memang resah rasanya jika harus menuntut lebih. tapi hadirnya seorang ayah di seluruh rangkaian pernikahan itu adalah impian seluruh Putri di dunia. dan menyaksikan pernikahan putrinya adalah impian dari seluruh ayah didunia. sedikit berita yang saya dapat dari keluarga. hanya kata-kata bahwa om ai menerima. ditengah seluruh pihak menuntut kemurahan hati pemerintah bahkan dengan amarah, om ai justru menerima. tapi semua orang tahu, dia bersedih dengan seluruh hatinya.
Bukan tidak hadir di Resepsi yang paling disedihinya. Tetapi begitu sedihnya beliau karena membuat sedih putrinya dihari yang justru harusnya menjadi hari yang paling membahagiakan.
“Maafkan papa anakku,karena tak bisa seperti papa-papa lainnya yang bisa terus mendampingi saat masa bahagia anaknya,”
dia yang setegar itupun, bisa sesedih ini…