Sydney, dan cerita perjalanan singkat yang menyenangkan.

Masih tentang Sydney.

Australia tidak pernah ada di List tempat yang saya targetkan untuk saya kunjungi, Trip kali itu? lebih bisa disebut kecelakaan. atau mungkin ketidak-sengajaan plus spontanitas. katakanlah karena saya ingin menonton Coldplay saja. Tanpa saya tertarik dengan Kotanya.

Kenyataannya? Saya jatuh cinta dengan Sydney dari hari pertama saya sampai. Udaranya, suasananya, orang-orangnya, Kebiasaan-kebiasaan yang walau saya simpulkan hanya pada waktu singkat kunjungan saya. semuanya. Saya merasa saya betah berlama-lama jalan tanpa tujuan. cuma melihat seluk beluk kota ini yang saya yakin belum terlalu dalam saya selami.

Bangunan kotanya menarik, Campuran antara Gelimang Metropolitan hingga sisi teduh berbaris-baris perumahan. berbeda dengan jakarta yang Ambisius, Sydney modern tapi masih sangat humanis. saya tidak sempat mampir ke seluruh poin menarik kota ini, tapi saya sempat melaksanakan kegiatan favorit saya yaitu Jalan dan Memotret tanpa agenda. Berikut beberapa hasilnya. Semua saya ambil dengan Sony A6000 dengan lensa 50mm F1.8

Bondi Beach, Pantai tenang di tengah Kota.
Burung-burung di sekitar Opera. mereka hinggap tanpa cepat pergi
Menyempatkan diri berfoto ditengah Taman dekat Darling Harbour

Sebelum Lepas Landas
gemerlap Lampu terang ditengah gradasi senja
Kota Sydney
Persimpangan Jalan

Opera Sydney dari kejauhan
Kata-kata “Di Bawah Jembatan” disini mungkin tidak semenyeramkan di tempat kita
Iseng, tapi saya suka hasilnya
Sesama Pemburu Gambar

 

Menonton “A Head Full of Dreams” #ColdplaySydney

Lama tidak update Blog.

Oh ya, baru-baru ini saya baru saja kembali dari SydYaney, dimana saya pergi kesana dengan tujuan menonton Konser Coldplay “A Head Full of Dreams”. Saya penggemar Coldplay? tidak terlalu yakin. Beberapa lagu Coldplay yang muncul di playlist saya kebanyakan lagu Mainstreamnya. Album baru bahkan saya tidak langsung bisa menikmati karena saya merasa Genre nya sedikit keluar dari pakem Coldplay sebelumnya (Ini Hanya Pendapat Pribadi). Tapi Coldplay selalu jadi Band yang berada di puncak rencana saya untuk saya tonton Aksi Panggungnya. Karena dari banyak informasi teman, Konser mereka selalu sempurna dari berbagai sisi.

Kenyataannya? Tidak meleset sama sekali. baiklah saya akan coba menjabarkan beberapa pendapat saya terkait konser ini.

PROSES DAN ADMINISTRASI MASUK? MULUS.

Saya tidak bicara perihal proses mendapatkan tiket ya. karena saya juga dibantu orang lain. saya berbicara perihal ketika kita tiba di venue hingga proses masuk. saya ingat ketika saya datang ke beberapa konser dalam negeri, untuk jumlah orang yang tidak terlalu banyak, rawan rusuh, teriak-teriakan, umpat, himpit-himpit bercampur keringat sudah jadi makanan sehari-hari. disini? dengan jumlah ratusan ribu ditambah proses pembagian gelang dan souvenir, saya tidak merasa menunggu sama sekali. masuk mulus saja bahkan saya lupa di proses mana kita di verifikasi secara detil. tiba-sudah di dalam saja. dan semua penjaga tegas tapi menghadirkan respek dengan cukup baik.

CROWD YANG SOPAN DAN FUN

Ini sih sedikit tidak berhubungan dengan penyelenggara. tapi entah kenapa saya merasa sangat suka dengan Crowd di konser ini. semuanya “Senggol jadi Teman”. tiba-tiba semua sudah seru-seruan bareng seolah satu rombongan. dan banyak percakapan dadakan tiba-tiba terjadi ditengah-tengah konser. semua rapi dan sangat memperhatikan orang-orang sekeliling.

MUSISI PEMBUKA YANG KEREN

Jess Kent, kabarnya arti youtube yang cukup terkenal di beberapa negara. tampil cukup impresif dengan membawakan beberapa lagu Cover, tapi pahlawan saya tetap Lianne La Havas yang penampilannya memukau. saya tidak pernah dengar sebelumnya, tapi saya terhipnotis dengan semua lagu yang padahal baru saya dengar saat itu juga.

TATA VISUAL KONSER YANG 99.99% SEMPURNA

Saya Rasa saya tidak berlebihan. ketika masuk, kita diberikan satu perangkat seperti jam dimana harus kita aktifkan sebelum Coldplay naik panggung. ternyata itu memancarkan Lampu yang entah dikontrol dari kejauhan dimana memiliki sekitar 5 warna berbeda dan akan menyala sesuai lagu. contohnya, ketika lagu Yellow semua gelang menyalakan lampu kuning, dan ketika A Head Full of Dreams mereka menyalakan lampu warna warni. cahaya ini menjadi hal yang paling menarik dan sangat “Instagramgenic” untuk sebagian orang. saya sendiri cuma bisa terpana sambil menikmati, memilih untuk tidak merepotkan diri untuk merekam. Selebihnya, tata layar yang tampil di panggung menurut saya dirancang oleh orang yang jenius, sangat pas dengan semua momen yang sedang berlangsung.

COLDPLAY? LUAR BIASA.

Seperti yang saya bilang diatas, saya bukan yang sangat fanatik dengan Coldplay. tadinya saya malas kalau banyak fase bengong ditengah konser. faktanya? mereka memang Entertainer sejati, raja panggung dan Band yang sangat menghibur. Spirit Chris seperti menjalar kesemua penontonnya. energi seperti tidak habis. Mereka menyanyikan hampir semua lagu terbiak mereka mulai dari album awal hingga akhir (Seingat saya mereka hanya tidak menyanyikan Speed of Sound). Perpaduan mereka dengan visual layar yang hadir terintegrasi sempurna. saya menyanyi, berjingkrak dari awal hingga akhir tanpa ada jeda tidak menikmati. mood naik turun yang diciptakan di tengah lagu juga berjasa membuat kita selalu menikmati tiap detiknya. Coldplay memang Juara.

Di konser ini, meskipun saya membawa kamera, saya memilih untuk tidak merekam sama sekali karena saya ingin menikmati setiap detiknya. dan jika teman-teman bertanya apakah ini worth untuk ditonton. jawaban saya… “Lebih dari itu”