Bagaimana Kementrian menerapkan Digital Communication Strategy?

Bisa dibilang, beberapa bulan terakhir saya cukup sering menampakan diri di dua kementrian dibawah pemerintahan Indonesia. Yang pertama adalah Kementrian Keuangan, yang kedua adalah Kementrian komunikasi dan Informasi.

Satu hal, saya kagum. Sepertinya tidak lagi kita harus terlalu sinis dengan kementrian atas tuduhan tidak inovatif, berada pada zona nyaman, tidak membuat terobosan dll. Terbukti mereka sangat ingin berkembang, Contohnya, kini mereka giat memanggil narasumber dari luar kementrian untuk hadir agar mereka dapat belajar banyak hal baru.

Ketika mengisi di Kementrian Keuangan

Saya di panggil untuk kurang lebih materi yang sama. Sharing tentang pengalaman mengenai Digital Business dan Digital Communication. Kurang lebih untuk digital communication, mereka berharap dapat menerapkan apa yang dilakukan perusahaan swasta ke kementrian. Menurut saya ini Make sense, since Kementrian kini katakanlah punya “Produk” yang dikomunikasikan ke Rakyat yang disini sebagai “Customer”. Produk tersebut adalah Layanan atau Kebijakan.

Masalah ketika menyampaikan? Tentu saja ada. Untuk pegawai kementrian yang muda sangat antusias mendengar saya bicara. Tetapi untuk pegawai senior, bahkan terlihat sangat tidak tertarik. Ini dia tantangan kementrian untuk menanamkan mindset secara perlahan ke pegawai kementrian senior yang hingga kini masih menjadi pengambil keputusan. Jika tidak, tentu percuma.

Berkontribusi di salah satu event Kementrian Komunikasi dan Informasi

Ada beberapa hal yang saya lihat perlu untuk ditanamkan oleh kementrian ketika mereka mau menerapkan Digital Communication sebagai strategi penting. Kira kira seperti ini:

Harus belajar menerapkan KPI pada strategi komunikasi. Terutama Digital

Banyak yang bilang, Kementrian berkerja terkadang seperti tanpa KPI. Ini harus kita ubah perlahan. Seperti perusahaan swasta yang hidup matinya tergantung di KPI, KPI komunikasi terutama digital adalah hal penting sekaligus bias menjadi acuan jelas untuk kerja.

Harus bisa mengemas dengan jelas Produknya (Layanan atau Kebijakan)

Kami di swasta biasanya menjual produk nyata ataupun layanan, tapi di kementrian sedikit sulit. Biasanya fokus mereka adalah mendeliver produk bersifat kebijakan. Ini bentuknya bias di bilang sedikit absurd. Pegawai kementrian harus bias mengemas kebijakan ini sebagai produk yang jelas untuk di konsumsi. Bikin definisi dan Call to action yang jelas untuk rakyat.

Mulai untuk membiasakan pegawainya untuk terbiasa menggunakan media digital.

Bagaimana mau dianggap penting, jika digital sendiri bukan hal yang biasanya digunakan oleh stakeholder didalamnya. Karena itu menurut saya penting untuk membuat mereka terbiasa menggunakan media digital.

Hilangkan Pola Pemikiran “Terima atau tidak, Rakyat harus menjalani ini”

Ini dia. Konsep berfikir apa yang di deliver adalah Mandatory ini membuat keinginan para pegawai kementrian untuk mengemas secara berkualitas “Komunikasi Kebijakan” mereka menjadi rendah. Sekali lagi, ubah mindset seperti karyawan swasta yang hidup matinya ditentukan oleh penerimaan konsumen terhadap produk mereka.

Edukasi down to Top. Serta komitmen Top Down.

Perlu di akui, Pemahaman digital communication di kementrian justru banyak hadir duluan di karyawan muda atau Gen Y. jangan malu malu untuk brainstorm dan peroleh masukan dari mereka. Tapi untuk komitmen? Ini jelas harus top down. Setelah semua framework strategi jelas, mintalah endorse dari Boss tertinggi di kementrian tersebut untuk menerapkan Digital sebagai strategy wajib. Mau tidak mau. Dan biarkan mereka terbiasa setelahnya.

 

Dokumentasi Mimpi semasa Kuliah. Terima kasih MIX

Saya paham betul. itu bukan hal yang perlu dibanggakan. tapi setiap orang di hidupnya memang punya banyak objektif kecil yang berbeda-beda kan? salah satunya saya.

Dulu saya punya mimpi yang tidak penting. saya ingin berada pada posisi strategis dan pada level menejerial yang cukup senior sebelum umur 30 tahun. ambil contoh ya Posisi GM atau Vice President. ditanya mengapa? ya tidak ada apa-apa. hanya pingin saja. lebih tepatnya mimpi anak kuliahan saja. Tapi benar kata orang, memang bermimpi itu salah satu cara untuk menyetel target. dan membuat kita berusaha menciptakan jalan untuk itu. Tanpa sadar kita jadi lebih terarah dalam menciptakan jalan karirnya.

Ulasan di MIX Magazine

Terima Kasih Mix Magazine atas tulisan singkatnya. saya tidak tahu apakah tulisan ini masih berlaku atau tidak, tapi sebuah kebanggaan mimpi kecil yang terealisasi ini di dokumentasikan oleh salah satu majalah bisnis/marketing terbaik di Indonesia.

 

Majalah MIX yang memuat artikel tersebut

 

 

Hadir di “Ask me Anything” Ruangguru.com

Banner template AMA_square

Hallo teman-teman.

Saya akan hadir di Program Live Talkshow Ask Me Anything dari Ruangguru.com #AskRuangguru pada hari Rabu 4 Mei 2016 pukul 20.00 WIB. saya akan berdiskusi serta menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait mengapa kita bisa mempertimbangkan Teknik Industri sebagai Jurusan yang kita pilih. cara mengikuti program ini sungguh mudah, tinggal streaming via Facebook Live di facebook.com/ruanggurucom pada jadwal yang sudah ditetapkan.

saya akan bersama dua anak muda luar biasa yaitu Dian Widayanti dan Muh Reza. pastikan anda bergabung dan meramaikan.

Tentang Siklus Berkerja, Petuah dari Jack Ma

Pagi ini ketika bangun, pikiran masih tersangkut di pembicaraan di meja Seruput tadi malam bersama dua orang sahabat. tentang keinginan membangun startup. Ya sudah cukup lumrah untuk orang yang berkerja di industri digital seperti saya, euforia membangun Startup ini cukup meletup dan menyita sebagian pikiran saya. memang ini sejalan dengan rencana pada akhirnya saya ingin sekali memiliki karya yang saya bangun sendiri.

Pikiran saya berputar-putar hingga pagi ini. ketika sedang browsing mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ini. tanpa sadar saya berlabuh kesatu video singkat yang membuat saya cukup tertegun dan mendengarkan dengan dalam.

Pernah mendengar tentang Jack Ma? dia adalah Founder dari Alibaba, perusahaan digital di China yang sudah melebarkan sayap yang kabarnya bisnis utamanya adalah E-Commerce (walaupun saya merasa tidak pernah mencoba produk alibaba kecuali UCweb). kabarnya Alibaba adalah perusahaan dengan Valuasi yang menggila.

Jack Ma (Source : CNBC)

Di postingan saya kali ini, justru saya ingin membahas apa yang diucapkan Jack Ma di Video ini. Jack bercerita tentang siklus berkerja. dan ini menurut saya sangat menginspirasi. saya coba tuliskan disini tapi tentunya dengan beberapa ulasan yang saya tangkap dan coba saya jabarkan sendiri:

Sebelum 20 Tahun, Be a Good Student

Boleh saja kita berfikir tentang menjadi seseorang yang besar, tapi pada tahapan hidup ini janganlah pernah bosan untuk belajar. mengisi otak kita dengan banyak hal. kita masih punya banyak kelegaan untuk melakukan hal ini. Belum saatnya untuk lelah.

Sebelum 30 Tahun, Follow Somebody

Uniknya, Jack Ma berkata bergabunglah dengan perusahaan kecil. mungkin bisa juga kita sebut Perusahaan dengan lingkup terbatas atau bisa jadi belum stabil. mengapa? karena bergabung dengan perusahan besar sebenarnya membantu anda belajar tentang proses, tapi kita adalah bagian kecil dari sebuah sistem yang besar. Ketika bergabung dengan Perusahan Kecil, Kita belajar mengenai membangun dan bermimpi untuk sesuatu yang besar. kita belajar melakukan banyak hal dalam satu waktu. Lanjut lagi ujar Jack Ma, sebelum 30 tahun bukan perkara Perusahaan apa yang anda masuki, tapi tentang siapa Boss yang anda ikuti. ini berarti betul karena Boss berpengaruh besar dalam membentuk karakter kita. dan jangan lupa, Kita dipersilahkan untuk berani berhadapan dengan begitu banya kesalahan. ini waktunya. jatuh lah, lalu bangunlah kembali. lakukan sebanyak-banyaknya apabila memang harus begitu.

Sebelum 40 Tahun, Start to Think that We working for Our Self

Ketika pada umur ini. kita sudah bisa mengambil keputusan bahwa pada dasarnya semua hal yang kita lakukan adalah untuk diri kita. disini sebenarnya fase terpenting dalam pembentukan fondasi terkait membangun sesuatu yang besar dari tangan kita sendiri.

Sebelum 50 Tahun, You Have to do All things that You good at

Di umur ini, Jack Ma menyarankan kita sudah pada posisi sangat fokus. tidak lagi goyah mengubah-ubah mengenai hal yang kita jalani. karena ini adalah fase dimana apa yang kita bangun akan bertahan menjadi sesuatu yang sukses dalam waktu panjang atau tidak. Membangun banyak hal yang berbeda bisa saja membuat kita sukses, tapi kecenderungan untuk Gagal juga cukup tinggi.

Sebelum 60 Tahun, Work for the Young People

Jack Ma percaya pada umur seperti ini kita harus yakin anak muda sudah bergerak dengan lebih baik daripada kita. kenyataannya begitu. sehingga apa yang dilakukan Entrepreneur sukses pada umur ini adalah Mempercayakan banyak hal pada anak muda, memberikan inspirasi pada anak muda, berinvest pada anak muda, membangun sesuatu bersama anak muda.

Setelah 60 Tahun, spend time with our self

Nikamti Hidupmu, Nikmati Uangmu. Bahagiakan Keluarga dan orang terdekatmu. kita tahu ini sebenarnya tidak perlu menunggu hingga 60 tahun tapi paling tidak di umur ini sudah sepantasnya kita tidak mendapatkan kepusingan mengenai bagaimana nasib perusahaan kita besok. gunakan sisa umur untuk menikmati kerja keras.

Setidaknya, simpel tapi hal ini cukup mendalam untuk saya baca. saya jadi cukup tertarik untuk banyak mencari tahu tentang pemikiran seorang Jack ma.

Sampai Bertemu Lagi, Microsoft.

Yap, dengan Tulisan ini, saya memberitahukan bahwa per akhir mei, saya resmi melepas status saya sebagai Karyawan Microsoft Indonesia.

Banyak teman-teman yang bertanya mengenai alasan saya mengambil keputusan ini, Beberapa pun berspekulasi mengenai alasan-alasannya. dan beberapa tidak percaya karena melihat saya begitu menikmati kerja di salah satu perusahaan terbaik didunia ini. Tepat sekali, Saya sangat menikmati kerja di Microsoft, hingga hari terakhir saya, saya masih berfikir bahwa kerja disana adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya pegang. dan memang kantor tersebut adalah salah satu kantor terbaik didunia.

Mengenai Alasan, fokus saya adalah Mengembangkan kompetensi saya sebagai praktisi yang sudah fokus mengambil digital sebagai areanya. dan saya ingin semakin dalam menyelam ke area bisnis dalam profesi saya yang baru nanti. di microsoft, saya mendapatkan banyak sekali ilmu yang luar biasa, pengalaman berkerja dengan banyak orang dari seluruh dunia, menangani Kampanye produk Legenda yang dulu hanya menjadi mimpi saya saja, dan berkerja dengan orang-orang terbaik di Indonesia.

Tapi pada akhirnya, kita semua akan mendapatkan “Panggilan Hati” yang mempengaruhi kemana kaki anda melangkah.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dua orang yang paling berjasa untuk saya di Microsoft. Pertama adalah Andreas Diantoro (Presdir Microsoft Indonesia) orang yang paling berjasa untuk menghadirkan saya di Microsoft Indonesia, Inspirasi dari beliau tidak pernah berhenti, dan meninggalkan beliau adalah salah satu hal terberat. yang kedua adalah Willy Hendrajudo (Central Mrketing Org Lead Microsoft Indonesia) Boss terbaik yang pernah saya punya, beliau mengajarkan saya bahwa profesionalisme tidak harus diiringi sifat yang dibuat-buat. dan tentunya saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh sahabat di Microsoft indonesia.

Dan spesial terima kasih untuk sahabat yang menyempatkan diri membuat pesta perpisahan yang simpel tapi menyenangkan. saya akan merindukan lingkungan Microsoft yang menyenangkan.

 

Saya dan Aspac Jakarta

Sebelumnya banyak yang bertanya ada apa antara saya dan Aspac Jakarta. ya, yang pasti saya tidak sedang akan bergabung sebagai salah satu Pemain Aspac Jakarta. saya cukup tahu diri untuk tidak merasa sejago itu main basket. hehehe

Ini dimulai dari kerjasama antara Aspac dan Microsoft. Microsoft sampai saat ini masih resmi menjadi Sponsor klub Basket Nomor satu Indonesia ini. Microsoft dan Aspac memiliki satu spirit yang sama. Sportivitas. Dari segi Aspac, Sportivitas dan semangat #FairPlay tentunya menjadi nyawa untuk olahragawan. dan di microsoft, Sportivitas hadir dalam bentuk menghargai sebuah karya. lewat kerjasama antara Aspac dan Microsoft ini. terbukalah jalan untuk saya mengenal lebih dalam mengenai Klub Basket Aspac Jakarta ini.

Bersama sang Juara basket indonesia

Dari hari itu, banyak hal yang terjadi hingga pada Akhirnya saya diminta untuk turut berkontribusi secara langsung di Aspac Jakarta. seperti yang saya bilang sebelumnya, tentunya bukan di lapangan. tapi dari segi Bisnis, Pemasaran dan Branding. Klub Olahraga di indonesia belum diurus layaknya Klub Olahraga diluar sana. disini industri olahraga belum seseksi industri Olahraga Dibeberapa negara lain didunia. ini adalah tugas saya untuk memoles Aspac Jakarta untuk bukan hanya menjadi Klub Olahraga. tapi Brand Aspac harus menjelma menjadi Brand yang seksi dan memiliki nilai bisnis yang tinggi.

Bersama anak-anak Aspac Jakarta

Sumber Daya tidak banyak. ya disinilah tantangannya. tapi yang pasti kesempatan ini semakin membuka mata saya kepada banyak hal baru. Olahraga Basket yang sebelumnya tidak begitu saya minati, kini saya justru sangat menggemari detik ke detik setiap menyaksikannya. sayapun jadi memiliki cukup banyak sahabat baru dari Industri Olahraga Basket. berkenalan dengan para atlit basket terbaik indonesia serta akhirnya bisa mengenal secara akrab Kim Hong, yang punya Aspac. Orang yang nyentrik tapi punya kecintaan pada dunia basket dengan sangat sangat Total.

Ya, Kini saya bergabung ke keluarga besar Aspac Jakarta sebagai Business Advisor. Mari kita nikmati pertualangan baru ini.

Hal-Hal Sederhana Adalah Ide Terbaik Yang Pernah Ada

 

Kebanyakan ketika seseorang pelaku bisnis merumuskan sebuah ide adalah mereka mencari apa yang tidak dilakukan oleh pesaingnya, berupaya untuk berbeda dan ingin menjadi sesuatu yang membuat orang berdecak kagum dan Luar biasa. Hal-hal ini tidaklah salah, tapi pada kenyataannya membuat ide seseorang kerap mengawang-awang. Terlalu unik tapi tidak memungkinkan dilaksanakan.

Ini kerap terjadi, bahayanya adalah ketika produk itu jadipun, penggunanya menjadi tidak banyak. Yeah.. tentunya karena ide tersebut berangkat dari kasus-kasus special yang tadinya membuat mereka berbeda, tapi pada kenyataannya tidak banyak terjadi didunia nyata.

Ada satu cara simpel untuk seorang pelaku bisnis mencari ide dalam membuat bisnis baru. Yaitu harus bersimulasi benar-benar menjadi orang biasa yang menjalani kehidupan sehari-hari.

Cobalah berfikir menjadi individu dengan rutinitas yang mayoritas terjadi. Rasakan dengan betul rutinitas yang dihadapi mulai dari ketika mata terbuka dan terbangun hingga mata tertutup dan tertidur. Sewajarnya manusia akan bertemu beberapa permasalahan rutin yang sudah menyatu menjadi rutinitas itu sendiri. Permasalahan rutin tersebut tentunya dirasakan oleh mayoritas orang.

Hal tersebut adalah hal terbaik yang bisa dijadikan rumusan dasar dalam menciptakan sebuah solusi berbentuk produk atau layanan yang tentunya menjadi celah awal dalam menciptakan bisnis. Langkah kedua adalah cermati betul profil masyarakat yang menjadi tokoh yang merasakan kesulitan tersebut. Barulah langkah terakhir, kita harus dapat menciptakan Model bisnis yang tepat. Tepat dengan bentuk produk/layanan kita serta tepat dengan profil masyarakat yang tentunya anda sasar jadi konsumen.

Berdasarkan pemikiran diatas, saya mengamini bahwa hal sederhana adalah ide terbaik yang pernah ada.

 

Tulisan saya juga bisa dibaca di Stratupbisnis.com : http://startupbisnis.com/hal-hal-sederhana-adalah-ide-terbaik-yang-pernah-ada-oleh-arioadimas/

Saya adalah Microsofties

Banyak hal yang terjadi hari ini, adalah mimpi saya diwaktu dulu.

Begitulah kenyataannya, ya walaupun belum semua. salah satu dari mimpi saya yang menjadi kenyataan adalah berlabuhnya saya ditempat saya berkarir saat ini. ini memang sudah terjadi sekitar 4 bulan yang lalu. tapi baru kali ini saya mendapatkan kesempatan bercerita.

Ketika beranjak remaja, saya sudah berbicara dengan orang tua saya. bahwa saya tidak mau menjadi Dokter (sebagaimana impian ibu saya untuk saya). saya mau kerja di sebuah perusahaan besar dan pada akhirnya memiliki bisnis. ayah yang pada dasarnya memang berbisnis tentu mendukung. ketika masuk Teknik Industri ITTelkom, keinginan saya mengerucut ke Marketing. saya ingin berkarir sebagai marketer. dan ketika waktu berjalan, saya mencintai dunia teknologi. saya tidak pernah membunuh mimpi-mimpi saya sebelumnya. yang ada adalah upaya mempertajam dan memperjelas keinginan. Saya ingin Bekerja sebagai Marketer di sebuah perusahaan besar bertema Teknologi. saya ingin berkerja di Microsoft, Apple atau Google.

Saya banyak belajar tentang pasar ketika memulai karir di Bakrie Telecom sebagai Market Insight, saya mendalami digital di Kompas Gramedia sebagai Digital Strategic Coordinator. dan tidak pernah saya duga, Jalan saya terbentuk dengan luar biasa menuju salah satu Mimpi yang pernah saya sebutkan.

Per Juli 2012, saya resmi bergabung di Microsoft Indonesia sebagai Digital Marketing Manager. apa rasanya? tentu luar biasa. selalu luar biasa ketika anda menjalani sesuatu yang dahulu pernah anda deklarasikan sebagai mimpi. dan selalu luar biasa ketika anda mendapatkan kesempatan bergabung dengan sesuatu yang kenyataannya telah banyak menemani anda sedari kecil (ya Microsoft menemani saya mulai dari mengerjakan tugas ketika SMP hingga menyelesaikan skripsi ketika kuliah dan pada akhirnya berkerja). Microsoft memang luar biasa. Banyak sejarah teknologi dimulai dari sini. banyak legenda teknologi lahir disini. hadir pula berbagai Produk luar biasa yang secara kebetulan diluncurkan pada saat saya bergabung disini. dan saya berkerja sama dengan banyak orang luar biasa, di Microsoft Indonesia hanya orang-orang terbaik yang hadir dan menempati setiap posisi dimana mereka tangguh secara penuh disana. termasuk Mentor plus Inspirator saya yang lebih dulu bergabung  dengan Microsoft sebagai Presdir yaitu Andreas Diantoro.

(ki-ka) Norman Sasono, Giring, Andreas Diantoro, Saya
Bersama tim Microsoft di #8perience Zone

Saya menikmati menjalani impian saya ini. belajar banyak dan mencintai setiap yang saya lakukan. berkerja dengan orang-orang yang luar biasa, di kantor yang luar biasa serta Produk luar biasa.

tidak ada yang lebih menyenangkan dari berkerja di perusahaan yang anda cintai dengan Produk yang anda kagumi.

Bersama #Windows8 yang luar biasa

 

Ya, Saya adalah Microsofties.

Buku Putih Komunikasi Media Sosial

Dari beberapa kali saya membahas mengenai Media Sosial  baik di Blog, Twitter atau Facebook saya selalu mengucapkan beberapa hal yang sama. Hal tersebut tentunya adalah hal yang saya anggap sangat perlu ditekankan. Salah satunya adalah Karakter.

Apa yang membedakan aktivitas suatu Brand dengan Brand lainnya di ranah Media Sosial? Jelas itu adalah karakter. Brand yang hanya sapa-sapa dan tulis konten dengan cara yang biasa, gaya komunikasi yang biasa sama seperti brand lainnya dan tidak istimewa tentunya tidak memiliki pandangan yang spesial dari konsumen.

Contohnya adalah akun @my_supersoccer , akun yang membahas mengenai sepakbola ini memiliki gaya komunikasi yang justru unik. Tidak mendewakan followers bahkan cenderung sangat santai dan hobi berkata “Pedas” dan lucu. Justru karena itu akun ini diminati dan direspon dengan cukup baik. Adapula akun @onyitkawanku. Akun dari majalah kawanku yang menjelma sebagai karakter monyet pink centil dimedia sosial. Ini menghadirkan komunikasi yang unik dengan penggemar mereka. Konsistensi Onyit menghasilkan Konsistensi feedback dari penyimaknya. Mereka berkomunikasi seolah-olah yang mereka hadapi memang karakter si monyet pink ini. Begitu juga beberapa akun lainnya, inilah salah satu cara Brand bertahan bahkan mencatat hasil gemilang di ranah media sosial. Menjadi berbeda dan berkarakter.

Nah penciptaan karakter tersebut butuh konten dan konsistensi. Isi harus unik dan variatif tapi karakter harus konsisten. Tapi kendalanya di brand adalah bisa jadi akun-akun ini berpindah tangan atau diurus oleh beberapa orang berbeda. Ini kerap menjadi halangan dalam menciptakan konsistensi karakter lewat komunikasi yang tercipta. Salah satu cara untuk menghindari hal ini adalah harus adanya Buku Putih Media Sosial. Catatan dimana anda menulis detil mengenai spesifikasi identitas dan komunikasi brand anda di media sosial yang harus dipatuhi oleh setiap pihak yang turut mengolah akun tersebut.

 

Hal-hal apa saja yang harus dijadikan fokus dalam menciptakan poin-poin dalam Buku Putih Media Sosial brand anda?

1. Jadwal update

Bisa jadi Benar adanya pendapat yang berkata bahwa update status yang terjadwal itu membosankan. Tapi anda memang harus menetapkan jadwal pasti dimana pada saat-saat tersebut anda harus muncul. Untuk update status di jam lain tentunya tetap diperbolehkan. Penjadwalan khusus ini tentunya disesuaikan dengan jam aktif Penyimak anda di media sosial.

2. Bentuk Sapaan

Bentuk sapaan termasuk momen dimana karakter anda diingat. Bentuk sapaan yang unik dan berbeda inilah yang menciptakan karakter yang nantinya bisa dinikmati oleh Penyimak.

3. Bentuk Panggilan terhadap Pendengar/Pembaca

Setiap karakter yang kamu ciptakan tentunya memiliki cara memanggil penyimak yang berbeda-beda. Ada yang cenderung formal, santai, serius atau apapun itu. Dan panggilan pun harus disesuaikan dengan “Siapa Anda” serta “Siapa Mereka”.

4. Konten Umum

Anda harus menuliskan di buku putih anda mengenai Konten umum yang anda tekankan pada komunikasi anda sehari-hari. Pastikan tetap searah dengan pesan utama brand anda. Apakah itu bercanda, serius, bercerita, mengajar, berbagi.. anda harus tetap arahkan temanya sejalan dengan tema pesan anda.

5. Rubrik Konten

Media Sosial itu seperti Produk media lainnya. Sudah sepantasnya memiliki Rubrik Rutin. Ada saat dimana satu tema diceritakan dengan bahasan yang berbeda-beda pada satu momen tertentu yang rutin. Misalnya ada rubrik Tanya jawab setiap hari rabu malam atau sebagainya. Ini harus tercatat di buku putih untuk keseragaman penjadwalan.

6. Komunikasi dalam kondisi Bermasalah.

Terkadang hal yang menggelikan terjadi dimana setiap brand muncul dengan karakteristik emosi yang berbeda-beda ketika menghadapi masalah dengan para penyimak mereka. Ini jelas mempengaruhi konsistensi karakter mereka. Di buku putih harus tercatat tata cara berkomunikasi untuk brand dikala mereka menghadapi sesuatu yang negatif dari penyimaknya.

 

Sudahkah anda memiliki Buku Putih Komunikasi Media Sosial?

Kunci Community Marketing : Partisipasi

Beberapa hari ini, saya sedang cukup banyak bertemu mitra bisnis yang berkata bahwa mereka ingin menciptakan komunitas. Tetapi percaya atau tidak, bagi sebagian orang membangun komunitas itu hanya perihal mengumpulkan orang dan membuat Meet Up. Setelah itu mereka akan bilang ke banyak pihak bahwa mereka memiliki komunitas. Hey, Tidak seperti itu. Tidak sedangkal itu.

Sebelumnya saya sudah berbicara mengenai Community Marketing. Tapi sesungguhnyaCommunity Marketing yang benar-benar berjalan adalah yang sudah tercipta partisipasi alami disana. Kuncinya memanglah partisipasi. Partisipasi yang hadir secara konsisten dan bahkan tanpa “Pancingan” dari Perusahaan. Nah permasalahannya, bagaimana menciptakan partisipasi dalam komunitas?

Kuncinya tidaklah Rumit. Anda cukup membuat mereka merasa Dikenal, Didengar dan Dilibatkan.

Dikenal

Mereka baru memiliki “Rasa Memiliki” kepada brand anda dan komunitas itu ketika mereka yakin betul bahwa anda mengenal mereka. Bahwa anda menaruh perhatian lebih pada mereka. Membuatkan Meet Up tidak membuat mereka merasa dekat dengan anda. Turunlah untuk berkenalan langsung dengan mereka. Secara personal. Mereka akan memiliki kebanggaan sendiri ketika mereka merasa punya akses lebih dibandingkan orang-orang diluar komunitas untuk “Akrab” dengan anda dan Tim.

Didengar

Selama ini orang selalu merasa bahwa mereka “Dipaksa mengkonsumsi” apa yang diproduksi oleh perusahaan. Tapi zaman menghantarkan kita pada masa dimana perusahaan turut meminta pendapat komunitas dalam pengembangan. Karena sejujurnya merekalah yang mengenal apa yang kita buat. Mendengarkan apa yang mereka anggap penting adalah cara untuk membuat mereka merasa berpartisipasi. Dan tentunya mereka akan memiliki perhatian lebih kepada sesuatu yang tercipta lewat diskusi bersama dengan mereka.

Dilibatkan

Beberapa Brand bahkan saat ini sudah berani menciptakan bentuk partisipasi yang lebih jauh bagi komunitas. Komunitas dilibatkan sebagai pihak-pihak yang turun langsung kelapangan. Bahkan beberapa brand merasa bahwa tokoh komunitas lebih dipercaya daripada expert yang dibawa brand tersebut sekalipun.

Sudahkah anda membuat konsumen anda merasa dikenal, didengar dan dilibatkan?

Tulisan ini juga bisa disimak di Startupbisnis