Ayolah, Linkedin tidak hanya untuk mencari kerja.

Source : inc.com
Source : inc.com

Masih dalam lanjutan cerita ketika saya diundang menjadi pembicara di Linkedin Media Roundtable. Ada satu pertanyaan dari jurnalis, pertanyaannya sederhana. Perihal bagaimana saya memaksimalkan Linkedin sebagai tools untuk mengundang Headhunter menawarkan pekerjaan. Hey.. Perlu di ingat, saya kembali menegaskan bahwa saya menggunakan linkedin tidak semata-mata untuk mencari pekerjaan. Saya akui saya pernah mencari tahu tentang lowongan yang dibuka oleh salah satu perusahaan idaman saya dulu. Sepertinya sebatas itu saja.

Nah untuk membantu teman-teman, saya akan berbagi perihal manfaat-manfaat Linkedin yang bisa teman-teman ambil. Berikut beberapa hal yang bisa dimanfaatkan secara maksimal lewat Linkedin lewat kacamata saya.

Mengetahui latar belakang partner meeting sebelum bertemu.

Seringkali ketika saya mendapatkan Jadwal meeting dengan seseorang, ketika saya merasa ini adalah momen yang sangat penting, terkadang saya memperhatikan betul dengan detil tentang apa yang akan kami bicarakan tentang pekerjaan ataupun diluar itu. Penting untuk tahu latar belakang lawan bicara ini. Saya biasanya akan melihat profil linkedin mereka untuk tahu keminatan, track record atau pencapaian mereka di dunia kerja. Akan jadi pembicaraan menarik bukan?

Mengontak Pejabat Perusahaan secara Langsung.

Terkadang kita kesulitan untuk mengontak seorang pejabat di sebuah perusahaan. Harus melewati banyak sekali ketatnya birokrasi yang tidak perlu. Percayalah, terkadang orang-orang tersebut bisa lebih gampang di jangkau lewat pesan di Linkedin. Dengan tata Bahasa yang benar, mereka biasanya akan memberikan respon perihal apa yang kita tanyakan.

Melihat Strategi Kompetitor lewat apa yang di posting mereka.

Terkadang ini saya lakukan, lewat banyak hal. Uniknya salah satu celah yang sering saya pergunakan adalah melihat lowongan yang diposting oleh Kompetitor, terkadang ini menggambarkan area mana yang sedang mereka konsentrasikan atau ini celah kita untuk tahu di lini mana mereka sedang tidak kekurangan support team. Dan masih banyak lagi.

Melakukan Employer Branding Campaign

Ketika melakukan Employer Branding, akan sangat tepat ketika kita lakukan di platform dimana memang para professional berkumpul. Kita bisa secara konsisten menghadirkan konten tentang perusahaan kita dari sudut pandang yang menarik. Tidak melulu dari segi bisnis. Terkadang kita memperlihatkan sisi lain dari perusahaan kita, bagaimana kita menciptakan budaya kerja, suasana tempat kerja, wawancara eksklusif para eksekutif perusahaan ataupun Games yang menarik perhatian para professional dari perusahaan lain untuk menimbulkan keingin-tahuan mereka perihal perusahaan kita.

Melempar Ide dan menerima input dari para Professional

Apabila anda sedang ingin melempar ide kasar terkait bisnis, daripada diposting di Facebook tentunya lebih baik anda posting di Linkedin. Bisa jadi jawaban yang anda akan terima akan lebih tepat dari segi bisnis. Tapi ingat, jangan sampai melemparkan ide yang sudah terlalu matang. Banyak juga kompetitor yang akan menyimaknya.

Melakukan Personal Branding

Linkedin juga menjadi arena yang tepat untuk melakukan Personal branding. Anda ingin dikenal sebagai professional yang fokus kemana? Digital marketing? Sales engineer? HRBP? Yang anda harus lakukan adalah secara konsisten berbagi konten dengan tema itu. Jangan hanya selalu re-share, tapi juga coba untuk menuliskan opini anda sendiri. Linkedin memiliki fitur menuliskan artikel. Anda harus memanfaatkan ini.

Mencari Ilmu sebanyak-banyaknya.

Yang anda harus tau, Linkedin mengakuisisi Lynda, Slideshare dan pulse. Dimana ketiga-tiganya sangat berguna untuk belajar. Dan secara sederhana, sekarang apabila anda melihat timeline linkedin anda, sudah sangat banyak sekali artikel menarik yang bisa anda baca dan pelajari. Bahkan sekarang Linkedin Influencer yang terdiri dari banyak CEO perusahaan besar pun membagikan Video mereka yang berisi saran atau ajakan diskusi perihal beberapa tema. Menarik bukan?

Setelah membaca ini, saya yakin anda sudah tahu jawabannya apabila ketika anda membuka linkedin di kantor, Boss anda kebetulan melihat dan berkata “Mengapa kamu buka Linkedin? Mau melamar Kerja?”

Tentang Millennial. menurut saya?

Sore itu, saya mendapatkan undangan dari salah satu PR Agency terkemuka untuk ikut menjadi pembicara di event Linkedin Media Roundtable dan PMSM Meet Up. ketika saya tanya kontennya, ternyata mereka akan membicarakan banyak hal tentang Millennial. apa itu Millennial? dari data yang saya dapat, ini golongan berumur 18-35 atau bisa dibilang Anak-anak mudanya kantor. dan disitu saya diminta untuk menjadi wakil para Millennial untuk bercerita banyak. Frank Koo dari Linkedin akan bercerita dari sisi hasil riset dan Pak Pambudi Sunarsihanto (HR Director Citibank) akan berbicara dari segi korporasi.

Bersama Frank Koo. Head of Southeast Asia (Talent Solutions) Linkedin
Bersama Frank Koo. Head of Southeast Asia (Talent Solutions) Linkedin

Saya sudah menyangka ini akan menjadi perbincangan menarik, mengingat Millennial ini membawa cukup banyak pro kontra. ada yang bilang kita beginilah kita begitulah. entah mana yang benar. tapi saya mencoba untuk memberikan perspektif saya disini. (sebagian besar turut saya sampaikan pula di acara tersebut). beginilah karakter pekerja generasi Millennial:

Cenderung egois. mengutamakan diri sendiri.

Ini tidak selalu negatif, tapi memang kenyataannya millennial mementingkan diri sendiri. prakteknya, mereka akan mencari tempat dimana mereka paham betul mereka akan menerima banyak pelajaran. dan mereka akan berkontribusi dengan konteks apabila mencapai kesuksesan, mereka akan menekankan bahwa itu berkat kehadiran mereka. mereka akan loyal pada karir mereka, bukan perusahaannya. oleh karena itu, apabila mereka merasa tidak ada lagi yang bisa mereka kejar atau pelajari, besar kemungkinan mereka akan pergi.

Fokus pada Target jangka Pendek

Dulu, generasi sebelumnya ketika memasuki sebuah perusahaan, langsung berkeinginan untuk berkontribusi penuh dan menaruh loyalitasnya serta berimpian untuk tinggal hingga menjadi pemimpin pada perusahaan tersebut. Millennial? mereka akan memasang target pendek seperti “3 tahun lagi saya harus jadi Manager”. setelahnya? mereka akan melihat kondisi dan situasi. bahkan bisa jadi mereka sudah merencanakan “Jadwal Pergi” apabila kondisinya memang mengarahkan untuk seperti itu.

Suka mempelajari hal baru, tapi sering tidak fokus

Karena digital, akses untuk belajar banyak hal baru memang terbuka lebar. tapi itu juga yang membuat para Millennial ini menjadi tidak fokus untuk mendalami satu disiplin ilmu tertentu. hari ini mereka bisa tertarik pada satu ilmu, besok mereka bisa berubah pikiran. akhirnya ilmu yang mereka miliki cenderung kurang mendalam.

Terburu-buru terhadap banyak kondisi

Banyak kondisi. Millennial bisa terburu-buru dalam merancang target, merencanakan strategi, bahkan mengambil keputusan. satu dua pertimbangan bagi mereka sudah cukup untuk memutuskan. ini yang menyebabkan mereka lebih efisien tapi cenderung seringkali kurang teliti. apakah anda tahu? berdasarkan hasil riset Linkedin, 30% millennial berkerja tidak sampai satu tahun di perusahaannya. ini mungkin salah satu contoh terburu-burunya mereka.

Mudah termotivasi, Figur panutan penting untuk mereka

Bagi Millennial, keberadaan Rockstar itu sangat penting. mereka bisa saja berganti perusahaan hanya untuk mengejar dimana rockstar mereka berada dan berharap bisa belajar banyak dari Rockstar itu.

Narsis? Pasti.

Jangan heran ketika melihat para Millennial sibuk mendokumentasikan event kantor anda untuk mereka posting di media sosial, sibuk memasang detil project dan pencapaian di linkedin, mengirim foto kegiatan kantor ke Instagram atau bahkan menjelaskan perihal kantor lewat Livetwit. mereka memang senarsis itu. apa yang ahrus kita lakukan adalah memperjelas Guideline.  sisi positifnya? apabila dipersiapkan dengan benar, mereka akan jadi duta yang hebat untuk perusahaan anda, bagus untuk Employer Branding activity anda.

Lebih Berinisiatif, Lebih Kreatif

Ketika generasi lama cenderung mengerjakan apa yang memang sudah menjadi proses bisnis sehari-hari, Millennial sering mengutarakan inisiatif yang cenderung berbeda dengan pola yang sudah biasa terjadi. seringkali, ini positif. mungkin karena berdasarkan riset millennial cenderung pemalas, sehingga mereka akan mencari cara ter-efisien untuk mencapai goal tertentu. ide mereka kerap kreatif dan tidak terfikirkan oleh orang-orang yang cenderung mendekam di satu organisasi untuk waktu yang lama. bisa jadi ini juga karena mereka kerap berganti lingkungan. seperti perkataan pak Pambudi, mempekerjakan Millennial seperti memelihara anak macan. salah penanganan akan membuat mereka berbahaya dan tidak dapat dijinakan, tapi dengan penanganan yang benar, mereka adalah mahluk dengan kontribusi sangat tinggi yang dapat membawa hasil sangat tinggi pula.

Berani mengambil resiko

Ada teman saya yang pindah dari perusahaan lokal raksasa ke startup kecil yang bahkan belum mendapatkan pendanaan yang stabil. pendapat mereka? di perusahaan baru dia lebih diapresiasi dari segi ide. mereka berani mengambil resiko sebesar itu. dari data Linkedin, 88% dari Millennial bahkan memilih untuk berkerja di perusahaan yang organisasinya cenderung kecil.

Mementingkan Keseimbangan hidup

Bagi Millennial, mengabdi tidak sekaku itu. berjerja tidak sesaklek itu. mereka juga masih punya hidup, komunitas, keluarga dan lain-lain. mereka cenderung tetap mempersiapkan waktu mereka untuk bersosialisasi. bagi mereka, ada beberapa kesempatan atau pengalaman yang mereka akan dapatkan dengan tetap melakukan kegiatan di luar kantor. oleh karena itu, keseimbangan aktivitas itu wajib untuk mereka. celah baiknya? dengan prilaku seperti ini millennial biasanya jadi corong perusahaan untuk membuka akses ke banyak komunitas, seperti yang kita ketahui, kedekatan kepada komunitas adalah hal penting yang harus dilakukan perusahaan saat ini.

Penting untuk meninggalkan Legacy

Oke, mereka memang kerap berganti lingkungan atau berganti perusahaan, tetapi millennial tidak sepayah itu. sebelum berganti pekerjaan, biasanya mereka akan memastikan diri untuk sudah meninggalkan Legacy. mereka akan memastikan untuk meninggalkan Kantor dengan kepala tegak dan merasa telah berbuat hal penting pada perusahaan tersebut.

Sepanggung dengan Frank dan Pak Pambudi

Poin-poin diatas memang tidak sepenuhnya valid mengingat dalam satu generasi tentunya karakter tidak akan selalu sama. tapi paling tidak, poin-poin diatas saya tarik dari hasil berbicara dengan beberapa pekerja yang kita anggap masuk dalam segmen millennial pula. ini mungkin bisa menjadi patokan untuk berlaku dengan tepat dalam “Menjinakan” para Millennial yang diperkirakan tahun 2020 nanti akan menguasai 50% jumlah pekerja di Indonesia.

Tempat Favorit baru, Watt Coffee Kemang

Apa yang dicintai para penggemar Kopi selain Kopi yang enak? tentunya tempat ngopi yang penuh pengertian.

Ya lebih dari sekali saya melewati kemang dan melihat tempat ini tersudut. dibelakang Ruko mewah dekat Kemang Raya, tepatnya di Jl bangka raya no 20 promenade20. dia memojok hanya terlihat plang nya saja. tertulis Watt Coffee Kemang. setelah mungkin lebih dari sepuluh kali melewati, baru saya berkesempatan mampir.

Suasana di Watt Coffee
Suasana di Watt Coffee

Amazing, semua yang saya cari dari sebuah tempat Ngopi dijawab di tempat ini.

 

Dekat dari rumah.

Baik, ini agak objektif, tapi perduli apa, kan ditulis di blog probadi saya ini. tempatnya di Kemang, dekat tempat tinggal saya di bangka 2. saya bisa kesini kapan saja, naik mobil, ojek atau apapun. menyenangkan!

 

Kopinya enak sekali!

Saya bukan penggemar kopi aneh-aneh. saya biasanya hanya memesan Cappuccino. nah tapi saya sedikit Perfeksionis untuk Cappuccino, karena sudah sering keliling ke tempat ngopi jadinya saya sedikit membandingkan. setelah Chronicle Dharmawangsa, saya merasa disini juga tempat dengan Cappuccino terenak dan dibikin tidak asal-asalan.

 

Tempatnya Sempurna.

Tidak berlebihan komentar saya ini. Interior tempatnya keren, ini sangat mungkin diserang banyak anak-anak instagram jikalau mereka sudah tau keberadaan tempat ini. suasana tenang mungkin karena memang masih belum banyak yang tahu. dan rata-rata yang datang juga orang yang mencari ketenangan. karena saya anak Teknik industri, saya juga mengamati Suhu dan Tata Cahaya, dan disini sempurna.. membuat saya betah.

 

Songlist Oke.

Percayalah, salah satu kunci membuat Coffee Shop yang baik adalah Playlist yang tepat. Watt Coffee sepertinya tidak asal dalam memutar lagu. kadang mereka memutar jazz, kadang top 40 tapi benang merahnya adalah mereka tidak akan memutar musik yang mengganggu aktivitas anda. bahkan cenderung membuat anda sering bergumam “Gokil juga nih barista milih lagunya”.

 

Barista yang Ramah dan Asik.

Barista memang bukan sekedar pembuat Coffee saja, mereka kerap dilihat sebagai seniman. nah barista yang asik dan sering share tentang keterampilan membuat Kopi juga akan anda temui disini. kita bisa ngobrol banyak tentang kopi, dan satu lagi, disini banyak menjual peralatan untuk membuat kopi dan anda bisa konsultasi langsung dengan Baristanya.

 

Wifi yang kencang dan Colokan dimana-mana.

Sudahlah akui saja kalau ini jadi pertimbangan kalian juga. disini bisa saya kasih bocoran bahwa Wifinya kencang sekali (please jaga etika untuk tidak Download-download file ukuran gede disini). dan anda akan menemukan colokan listrik dibanyak sudut. Watt coffee memang benar-benar tempat yang pengertian.

 

Kekurangan? mungkin satu satunya adalah jam buka yang tidak terlalu malam. resminya mereka sudah tutup jam 9 malam walaupun baristanya sering berbaik hati untuk Molor. tapi seperti yang saya bilang, ini tempat sangat saya rekomendasikan. untuk detilnya kalian bisa temukan mereka di Instagram atau cek websitenya langsung di http://www.wattcoffee.com/

Mampir dan menyapa Jogja.

Ini kali kedua perjalanan saya ke Jogja.

Perjalanan dengan alasan yang mirip dengan perjalanan pertama. Random, mendadak, tanpa persiapan dan memang dari keisengan saja. Ya, jogja memang sesederhana itu. Membuat setiap orang juga tidak perlu memiliki alasan yang kompleks untuk mengunjunginya.

Saat itu setelah sahur, saya tengah menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor. Penat memang saat itu. Dan saya pun sedang merasa pada minggu yang entah kenapa membosankan. Sejenak tergelitik untuk melihat situs penjualan tiket.

“Jogja? Jogja” terlintas begitu saja. Lalu saya beli. Untuk perjalanan malam hari di hari yang sama.

Sesederhana itu, saya tanpa sadar sudah  berada di jogja sebelum isya. Perlu diketahui saya bukan traveller yang patut ditiru. Saya selalu datang tanpa list tujuan. Saya tidak pernah memaksakan diri untuk mengunjungi beberapa tempat yang orang bilang harus didatangi. Terkadang ketika saya merasa perjalanan jauh saya tanpa

Malam pertama saya mencari tempat makan di pinggiran kota Jogja. Sekalian saya belum berbuka. Perjalanan di pinggiran kota jogja malam itu sepi, saya sempat salah mengira karena saya mengira akan sangat ramai. Kopi joss, angkringan. Ya standar, tapi memang itu salah satu yang membuat kita rindu jogja.

Tugu pusat kota Jogja
Tugu pusat kota Jogja

Besoknya saya mampir kebeberapa tempat. Saya bahkan menyempatkan nonton The Conjuring 2 disini hahaha. Tapi salah satu yang unik adalah ketika saya atas saran seorang teman mampir ke Taman Pelangi yang dipenuhi oleh Lampion dengan berbagai bentuk. Tempat seperti ini mungkin tidak semua orang bisa menikmati. Beberapa mungkin merasa terlalu kekanak-kanakan. Tapi inilah menyenangkannya perjalanan random, kita bisa tiba-tiba menikmati. Saat itu saya kesana tepat pada waktu transformasi sore – senja -malam. Terbayang bukan seberapa luar biasanya?

Light will guide you home.
Light will guide you home.
menarik bukan?
menarik bukan?
Taman pohon Lampu
Taman pohon Lampu

Malam itu saya tutup dengan mampir ke alun-alun kota jogja. Lucunya saya kembali tertantang untuk mencoba melewati bagian tengah dua pohon kembar yang terkenal itu. Kali ini tidak semulus pertama kali ke Jogja. Tiga kali saya gagal, tapi akhirnya berhasil setelah mendengar saran dari seorang bapak disana untuk tidak ragu.

ada juga yang tertawa mendengar Joke receh saya
ada juga yang tertawa mendengar Joke receh saya

DSC04935

Foto favorit saya
Foto favorit saya

Dihari terakhir saya di Jogja, saya menyempatkan untuk melakukan sebuah ritual perjalanan. Yaitu Hunting Foto tengah malam. Sebagian besar target saya selalu jalanan. Ini selalu saya nikmati salah satunya karena adrenalin kita dipicu ketika banyak mengambil objek acak yang tidak selalu berkenan fotonya diambil. Sehingga cenderung musti diam-diam. Dan hal yang menyenangkan lagi adalah, di jalanan malioboro sedang banyak karya seni yang entah siapa pembuatnya.

DSC04961 DSC04974 DSC04973 DSC04968 DSC04965

Tidak lama perjalanannya. Hanya dua hari. Saya kembali ke Jakarta hari minggu. Tapi memang tidak perlu waktu lama untuk Jogja menenangkan kita.

Hadir di “Ask me Anything” Ruangguru.com

Banner template AMA_square

Hallo teman-teman.

Saya akan hadir di Program Live Talkshow Ask Me Anything dari Ruangguru.com #AskRuangguru pada hari Rabu 4 Mei 2016 pukul 20.00 WIB. saya akan berdiskusi serta menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait mengapa kita bisa mempertimbangkan Teknik Industri sebagai Jurusan yang kita pilih. cara mengikuti program ini sungguh mudah, tinggal streaming via Facebook Live di facebook.com/ruanggurucom pada jadwal yang sudah ditetapkan.

saya akan bersama dua anak muda luar biasa yaitu Dian Widayanti dan Muh Reza. pastikan anda bergabung dan meramaikan.

Menghindari Sindrom COTW, Apakah Penting?

DSC03121

Ketika banyak orang bertanya pendapat saya tentang salah satu kunci sukses, salah satu yang saya bilang pasti percaya diri. Tapi tahukah anda, percaya diri pada kadar yang tidak terukur punya efek samping yang berbahaya. Setidaknya menurut saya. Apakah itu? Saya menyebutnya Sindrom COTW (Center of The World).

Sindrom COTW adalah sindrom dimana karena kepercayaan diri teramat besar ditambah Egoisme yang cukup besar pula, seseorang merasa setiap hal disekelilingnya berputar dengan dia sebagai porosnya. Dengan kata lain, dia berharap semua objek dilingkungan mementingkan keperluan dan Tujuan dia terlebih dahulu untuk banyak aspek.

Individu seperti ini biasanya berdiri dengan cukup powerfull karena memang dia sendiri memiliki cukup kelebihan sehingga bisa menempatkan diri dengan kondisi seperti itu. Tetapi sangat besar kemungkinan perlahan-lahan lingkungan mulai membentuk penolakan hingga akhirnya orang tersebut mengalami kondisi berbalik dimana secara bersamaan Lingkungan menolak keberadaan dirinya.

Menghindari kemungkinan untuk jadi orang seperti ini menurut saya bisa dilatih. Ada beberapa hal yang saya sarankan:

Belajarlah Memandang dari kacamata Pihak lain

Setiap mengambil keputusan, memerintah, minta tolong, dan lain lain, jangan bosan-bosan untuk menyempatkan untuk berfikir apabila anda menjadi pihak lawan bicara. Ini ampuh untuk mrengerem perbuatan Egois.

Berfikirlah bahwa banyak yang Lebih baik dari kita

Klise tapi ini penting dan saya sering menerapkannya. Terkadang kita merasa sangat mahir untuk satu bidang dan ini menjadi cikal bakal kita merasa superior terhadap satu kondisi. Ini harus segera diperbaiki dengan cara terus berfikir bahwa kita masih tidak lebih baik jika dibandingnkan beberapa orang.

Terus Belajar

Percaya atau tidak, menyempatkan diri untuk belajar hal baru adalah cara untuk merasa semakin tolol. Semakin tolol karena sadar bahwa banyak sekali hal yang kita sebenarnya belum tahu. Ini membantu anda untuk tidak menjadi orang yang menganggap dirinya pusat perhatian.

Carilah Mentor

Dengan mendapatkan mentor atau orang yang bersedia mengedukasi anda perihal suatu hal membuat anda merasa bahwa anda belum pantas mendewakan diri anda. Simple bukan?

Biasakan tidak individualis

Orang-orang seperti ini cenderung individual walaupun mereka komunikatif. Mereka akan komunikatif ketika mereka merasa membutuhkan sesuatu untuk mencapai misi yang sedang mereka persiapkan. Nah cobalah untuk tidak jadi orang seperti itu

Mintalah saran atau pendapat kebanyak lapisan partner kerja.

Cobalah untuk membiasakan memberi kesempatan orang untuk menilai keputusan atau hasil kerjaan anda. Selain membuat orang lain merasa dibutuhkan, anda bisa menemukan perspektif lain dari pandangan anda terhadap sesuatu. Kondisi ini juga mencairkan hal-hal kaku yang mungkin timbul dari kondisi sebelumnya.

Ini mungkin berkhasiat mungkin juga tidak, karena pada akhirnya anda yang tahu kondisi penuh anda saat ini. Tapi mulai hari ini, mari jangan berfikir bahwa semua lingkungan berputar dengan anda sebagai porosnya.

Bertamu ke Rumah Allah SWT lewat Umrah

Mungkin memang benar jika orang tua dulu bilang, Ke tanah suci itu terkadang tentang sebuah panggilan.

Punya Uang, Punya Waktu, Punya Partner jalan, tidak akan mempengaruhi apa-apa jika kamu tidak punya panggilan. Memang untuk mendapatkan panggilan ini, kamu harus mengetuk pintu hati masing-masing dengan sungguh-sungguh. Dan membiarkan niat baik itu memasukimu.

Itu yang terjadi ketika bertahun-tahun ibu selalu mengajak pergi, berpuluh-puluh alasan untuk menolak saya berikan sesimpel untuk menutupi kenyataan bahwa saya memang merasa belum siap. Merasa masih ingin main. Merasa uang sebanyak itu bisa digunakan untuk banyak hal. Dan merasa takut tidak bisa melakukan banyak hal karena cap “Sudah mampir kerumah Tuhan” setelahnya.

Tapi malam itu ketika di dalam mobil perjalanan pulang, sedang berpikir sambal menerawang jauh, saya tiba-tiba menelepon ibu dan bilang “Dimas mau umrah, Bulan Depan”

Setelah itu prosesnya yang sebelumnya saya pikir rumit ternyata simple (FYI saya mengurus semua sendiri). Bisa di bilang, proses yang saya ingat betul hanya seperti ini:

  1. Menyiapkan passport, Foto background putih dengan jumlah tertentu.
  2. Ke Agen Umrah (dulu saya pakai namanya NRA, Murah sekali! Bisa cek disini http://www.nra-tour.com/ )
  3. Setor semua dokumen dan uang. Serta persiapkan uang tunai untuk ditukarkan ke mata uang setempat (Saya sih menukarkan sekitar 6 juta dulu. Kekurangan bisa ditukar disana)
  4. Suntik Meningitis (ini yang paling menyita waktu, karena harus mengantri dari pagi buta)
  5. Siap-siap kalau ada panggilan untuk Manasik.
  6. Siap-siap surat cuti kantor. Dan selesai!

Tanpa terasa tanggal keberangkatan tiba. Saya yang memang bukan orang dengan ilmu agama cukup tinggi tentu merasa gugup di kali pertama saya umrah ini, apakah banyak hal yang harusnya saya pelajari terlebih dahulu? Apakah ilmu terbatas ini sudah cukup? Ya sudah cuek saja.

Saya berangkat dengan Pesawat Garuda yang cukup nyaman, perjalanan tidak terasa karena sepanjang keberangkatan saya banyak tidur dan menonton (ya di iringi ibadah walaupun tidak terlalu full he he he). Saya tiba di bandara King abdul aziz dengan dua kali drama karena sempat dikira Jamaah Cina dan Jepang. Proses imigrasi tidak ada masalah, dan malam itu kita langsung menuju Madinah.

Perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta
Perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta

Saya sangat mencintai Madinah bahkan sejak awal saya tiba. Saya tiba pukul 3 pagi dan pemimpin rombongan sudah langsung meminta untuk bersiap-siap shalat subuh di Nabawi. Tanpa istirahat, saya ayah dan ibu saya berberes dan beranjak menuju masjid. Saya jatuh cinta dengan sinar terang masjid nabawi dibawah langit arab Saudi yang tenang. Suasana yang tidak terlalu ramai, dan dimana orang-orang sibuk dengan doa terhadap tuhannya, bangunan megah luar biasa dan udara sejuk yang tidak terlalu menyiksa. Mungkin benar kata orang, beruntunglah orang yang lahir disini. Bisa setiap hari beribadah dengan suasana seperti ini.

Suasana Malam di Madinah yang Menyenangkan
Suasana Malam di Madinah yang Menyenangkan
Salah satu menara Masjid Nabawi yang Indah
Salah satu menara Masjid Nabawi yang Indah

Di Madinah yang menarik adalah lingkungan sekitarnya. Banyak sekali pedagang yang sangat paham bahwa Indonesia adalah target yang tepat untuk disasar. Kemungkinan karena daya impulsif orang Indonesia untuk berbelanja oleh-oleh sangat tinggi (ya termasuk ibu saya hahahaha). Rasa dekat antar sesama dan sosok yang jarang individualistis menyebabkan membawa oleh-oleh adalah salah satu target utama tiap jamaah Indonesia. Dan saya juga cinta malam di Madinah, membuat saya merasa harus melaksanakan salah satu hobi saya yaitu street photography di malam hari :D

Keluar jam 12 malam, cari kopi dan foto-foto.
Keluar jam 12 malam, cari kopi dan foto-foto.

Di Madinah, salah satu hal yang tidak saya lupakan adalah kesempatan untuk beribadah di Raudhah. Raudhah adalah tempat yang di percaya menjadi Taman surga. Ditandai oleh Karpet Hijau di area depan masjid Nabawi. Banyak yang bilang masuk kesini cukup sulit dan berdesak, ini tidak mengurungkan niat saya dan ayah untuk mencoba. Ramai memang, tapi ternyata saya dan ayah mendapatkan kemudahan yang teramat sangat. Sehingga bisa sholat di Raudhah bagian dalam persis disebelah Makam Rasulullah SAW. Dan tidak terburu-buru sehingga saya bisa beribadah cukup lega dan memanjatkan doa-doa dengan tenang. Lalu pergi tanpa diusir oleh penjaga. Setelah itu tentunya saya tidak meninggalkan kesempatan untuk mampir dan berdoa didepan Makam Rasulullah serta sahabat.

Berpose di area Masjid Nabawi
Berpose di area Masjid Nabawi
Ayah disini benar-benar seperti orang Timur Tengah
Ayah disini benar-benar seperti orang Timur Tengah

Tiga hari yang menyenangkan harus kita lanjutkan dengan perjalanan menuju Mekkah. Pusat dari segala ibadah umat Islam di dunia. Perjalanan dilakukan siang sehingga saya bisa puas melihat jalanan. Kami mengambil Miqot terlebih dahulu agar tibanya kami bisa langsung menjalankan ibadah Umrah. Setelah memakai Ihram, perjalanan dilanjutkan. Masuk ke Mekkah membuat saya melongo lama. Tidak serapih Madinah memang, tapi tidak ada yang bisa mengalahkan Aura Mekkah. Ini memang Tanah suci yang membuat gemetar setiap umat islam yang berkesempatan singgah. Setelah berberes di Hotel Movenpick yang ternyata sangat nyaman. Kita langsung pergi ke Masjidil Haram dan melaksanakan Umrah. Pengalaman yang luar biasa, ada cerita menarik tentang saya mencium Hajar Aswad, tapi mungkin akan saya ceritakan di postingan berbeda.

Subhanallah, bahagia mendapat kesempatan melihat langsung
Subhanallah, bahagia mendapat kesempatan melihat langsung
Pemandangan yang lumrah terlihat disetiap area Masjidil Haram
Pemandangan yang lumrah terlihat disetiap area Masjidil Haram
kurang bahagia apalagi melihat mereka secinta ini?
kurang bahagia apalagi melihat mereka secinta ini?
Oh, James Bond seri berikutnya ternyata di Arab Saudi
Oh, James Bond seri berikutnya ternyata di Arab Saudi
Masjidil Haram masih mengalami banyak renovasi, tapi tetap menyenangkan.
Masjidil Haram masih mengalami banyak renovasi, tapi tetap menyenangkan.

Selain melakukan ibadah di Masjidil haram, tentunya kita memanfaatkan waktu untuk mengenal lebih dalam Tanah Suci. Kita menghampiri beberapa tempat seperti Kebun Kurma, Jabal Rahmah, dan beberapa tempat lainnya. uniknya, disini saya benar-benar seperti fotografer eksklusif untuk ayah dan ibu yang mesranya luar biasa. dari pengamatan saya, setelah difoto minimal 10 kali, mereka baru ingat untuk mengajak saya berfoto bareng (HAHAHA…).

Di kebun kurma, menemani pasangan mesra ini
Di kebun kurma, menemani pasangan mesra ini
Ibu bersama rombongan dari Armenia. cocoklah jadi perempuan timur tengah
Ibu bersama rombongan dari Armenia. cocoklah jadi perempuan timur tengah
Di Jabbal Rahmah
Di Jabbal Rahmah

Beberapa hal yang mungkin saya jadikan tips adalah sbaiknya memang betul membawa beberapa perlengkapan yang membantu untuk bersiap-siap. Saran saya adalah

  1. Uang lokal secukupnya. Untuk jajan dan membeli oleh-oleh
  2. Baju dalam ganti sejumlah lebih dari hari. (wajib)
  3. Sendal Gunung, ini membantu untuk beberapa aktivitas.
  4. Pop mie, sambal ABC ini membantu jika kita kesulitan makan.
  5. Kacamata Hitam.
  6. Powerbank (tetap harus mengabadikan banyak moment kan)
  7. Buku perihal Umrah dan doa-doa dikalungkan.
  8. Alat penghitung dzikir. Tapi bisa beli di tempat juga.
  9. Sorban yang bisa merangkap menjadi syal pelindung dingin
  10. Sarung tangan

Tepat hari ke Sembilan, kita bersiap pulang dengan menuju Jeddah terlebih dahulu. Perjalanan menyenangkan, benar kata orang kalau Umrah bulan desember memang lebih ramai, tapi Cuaca sangat bersahabat. Suasana sedang enak-enaknya. Kami pulang kembali menggunakan Garuda yang nyaman sekali. Ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Setibanya di ibukota, dengan pakaian dan terik matahari yang sama, 5 menit pertama saya langsung bekeringat. Saya baru sadar, hidup sehari-hari sudah harus dimulai.

Jakarta di Jumat Malam

12662726_10153608001304177_6500314910275342204_n

Jakarta di Jumat malam.

Tentang orang-orang yang sering mengeluh, tapi lupa untuk menyerah.

Tentang orang-orang yang ingin membahagiakan keluarga, dengan terlalu lama meninggalkannya.

Tentang orang-orang yang keras mencari uang, tapi terkadang lupa menikmatinya.

Tentang orang-orang yang menutup hari dengan bilang “saya sudah lelah”, tapi besok mereka bangun lebih pagi dari ayam jantan tetangganya.

Jakarta menghadirkan mimpi,

Tapi menyerahkan ke setiap individu mengenai cara menjemputnya.

Tentang Fondasi Hidup, dan yang berjasa membentuknya.

Hari ini saya menikmati satu gelas kopi Cappuccino di Coffeeberian. tempat favorit saya ketika saya memang butuh waktu untuk berbicara dengan diri sendiri. (lokasinya ada di Panglima polim tidak jauh dari Martabak Boss yang lagi Famous itu).

Ketika saya sedang duduk dan membaca buku, saya (dengan tanpa sengaja) mendengar pembicaraan meja sebelah. salah seorang lelaki di meja sebelah sedang berkeluh kesah tentang bertapa hidupnya tidak sempurna. penuh masalah dan dia merasa tuhan tidak adil kenapa pada waktu yang sama ada yang dia lihat hidup tanpa cela dan seolah tidak bermasalah. Dan puncaknya dia menyalahkan orang tuanya karena tidak berusaha lebih keras agar dia punya jalan lebih mudah di hidupnya.

Saya tersenyum. dan tertawa geli dalam hati.

Untuk saya pribadi, saya percaya kata-kata seorang ustad dalam salah satu seri sholat jumat yang saya datangi perihal kaya dan miskin, sukses dan gagal itu cara tuhan memberikan ujian. kebetulan caranya berbeda-beda. itu saja. ada yang diberi ujian dengan kemewahan dan bagaimana dia bisa merunduk kebawah dan ada yang diberikan Ujian dengan kekurangan dan bagaimana dia bisa merangsek naik. Klise? memang. tapi itu kenyataan.

Dan masih menurut saya juga, saya justru bahagia lahir dengan suasana keterbatasan. Dan saya bahagia lahir dari Orang tua saya yang paham betul cara menanam pola pikir mengakar yang menumbuhkan Pondasi bersikap, melawan dan membentuk hidup.

Sumber Gambar : ihei.wordpress.com
Sumber Gambar : ihei.wordpress.com

Orang tua saya bukan jutawan, Sehingga saya tahu pasti arti uang satu juta. Mungkin sedikit berbeda dengan orang-orang yang sedari kecil dengan begitu mudah meminta satu juta dari orang tuanya. pada ahirnya saya belajar dari tiap rupiah yang mereka hasilkan untuk anak-anaknya.

Orang tua saya bukan yang terlalu mudah menghadiahkan sesuatu, Sehingga saya tahu pasti artinya berusaha keras untuk mendapatkan hal yang saya inginkan. Makin keras yang saya usahakan, makin bernilai hal yang saya peroleh.

Orang tua saya tidak mudah bahagia dengan pencapaian saya, Sehingga saya tahu bahwa berusaha lagi, lagi dan lagi adalah keharusan dalam hidup. Legowo menerima tidak selalu harus diterapkan di aspek aspek hidup. dulu ketika sekolah, “Naik Kelas” bukanlah target, itu justru hanya keadaan “Selamat” dan sama sekali bukan prestasi.

Orang tua saya bukan orang tua yang mudah memaklumi kesalahan, Sehingga saya harus tahu setiap kesalahan berbuah konsekuensi. Hukuman mengajarkan saya untuk tahu ada hal-hal bodoh yang walaupun terkadang menyenangkan tapi lebih baik tidak diulangi. Saya sadar bahwa di dunia ini kita tidak hanya bertanggung jawab pada diri sendiri.

Pada akhirnya saya sadar, Orang tua adalah cerminan Tuhan bersikap dengan kita. Mereka terkadang mengarahkan dan membantu mensketsa jalan di hidup kita tidak selalu dengan cara yang kita anggap menyenangkan. Tapi mereka memahami jalur mana yang lebih baik kita ambil. mereka mengawal itu hingga pada saat mereka menganggap kita sudah cukup cerdas menggambar jalan kita sendiri. Mereka yang mengajarkan bahwa Keterbatasan adalah keharusan, apapun bentuknya. keterbatasan mengajarkan kita arti sebuah Tanggung jawab ketika kita menyelam, berlari dan Terbang semakin jauh.

Kepada tuhan, saya berterima kasih telah diizinkan memulai dan mengenal hidup lewat mereka berdua.