Kunci Community Marketing : Partisipasi

Beberapa hari ini, saya sedang cukup banyak bertemu mitra bisnis yang berkata bahwa mereka ingin menciptakan komunitas. Tetapi percaya atau tidak, bagi sebagian orang membangun komunitas itu hanya perihal mengumpulkan orang dan membuat Meet Up. Setelah itu mereka akan bilang ke banyak pihak bahwa mereka memiliki komunitas. Hey, Tidak seperti itu. Tidak sedangkal itu.

Sebelumnya saya sudah berbicara mengenai Community Marketing. Tapi sesungguhnyaCommunity Marketing yang benar-benar berjalan adalah yang sudah tercipta partisipasi alami disana. Kuncinya memanglah partisipasi. Partisipasi yang hadir secara konsisten dan bahkan tanpa “Pancingan” dari Perusahaan. Nah permasalahannya, bagaimana menciptakan partisipasi dalam komunitas?

Kuncinya tidaklah Rumit. Anda cukup membuat mereka merasa Dikenal, Didengar dan Dilibatkan.

Dikenal

Mereka baru memiliki “Rasa Memiliki” kepada brand anda dan komunitas itu ketika mereka yakin betul bahwa anda mengenal mereka. Bahwa anda menaruh perhatian lebih pada mereka. Membuatkan Meet Up tidak membuat mereka merasa dekat dengan anda. Turunlah untuk berkenalan langsung dengan mereka. Secara personal. Mereka akan memiliki kebanggaan sendiri ketika mereka merasa punya akses lebih dibandingkan orang-orang diluar komunitas untuk “Akrab” dengan anda dan Tim.

Didengar

Selama ini orang selalu merasa bahwa mereka “Dipaksa mengkonsumsi” apa yang diproduksi oleh perusahaan. Tapi zaman menghantarkan kita pada masa dimana perusahaan turut meminta pendapat komunitas dalam pengembangan. Karena sejujurnya merekalah yang mengenal apa yang kita buat. Mendengarkan apa yang mereka anggap penting adalah cara untuk membuat mereka merasa berpartisipasi. Dan tentunya mereka akan memiliki perhatian lebih kepada sesuatu yang tercipta lewat diskusi bersama dengan mereka.

Dilibatkan

Beberapa Brand bahkan saat ini sudah berani menciptakan bentuk partisipasi yang lebih jauh bagi komunitas. Komunitas dilibatkan sebagai pihak-pihak yang turun langsung kelapangan. Bahkan beberapa brand merasa bahwa tokoh komunitas lebih dipercaya daripada expert yang dibawa brand tersebut sekalipun.

Sudahkah anda membuat konsumen anda merasa dikenal, didengar dan dilibatkan?

Tulisan ini juga bisa disimak di Startupbisnis

Author: Mohamad Ario Adimas

Penulis saat ini aktif sebagai praktisi di dunia Komunikasi pemasaran industri telekomunikasi.