Dokumentasi Mimpi semasa Kuliah. Terima kasih MIX

Saya paham betul. itu bukan hal yang perlu dibanggakan. tapi setiap orang di hidupnya memang punya banyak objektif kecil yang berbeda-beda kan? salah satunya saya.

Dulu saya punya mimpi yang tidak penting. saya ingin berada pada posisi strategis dan pada level menejerial yang cukup senior sebelum umur 30 tahun. ambil contoh ya Posisi GM atau Vice President. ditanya mengapa? ya tidak ada apa-apa. hanya pingin saja. lebih tepatnya mimpi anak kuliahan saja. Tapi benar kata orang, memang bermimpi itu salah satu cara untuk menyetel target. dan membuat kita berusaha menciptakan jalan untuk itu. Tanpa sadar kita jadi lebih terarah dalam menciptakan jalan karirnya.

Ulasan di MIX Magazine

Terima Kasih Mix Magazine atas tulisan singkatnya. saya tidak tahu apakah tulisan ini masih berlaku atau tidak, tapi sebuah kebanggaan mimpi kecil yang terealisasi ini di dokumentasikan oleh salah satu majalah bisnis/marketing terbaik di Indonesia.

 

Majalah MIX yang memuat artikel tersebut

 

 

Tentang Siklus Berkerja, Petuah dari Jack Ma

Pagi ini ketika bangun, pikiran masih tersangkut di pembicaraan di meja Seruput tadi malam bersama dua orang sahabat. tentang keinginan membangun startup. Ya sudah cukup lumrah untuk orang yang berkerja di industri digital seperti saya, euforia membangun Startup ini cukup meletup dan menyita sebagian pikiran saya. memang ini sejalan dengan rencana pada akhirnya saya ingin sekali memiliki karya yang saya bangun sendiri.

Pikiran saya berputar-putar hingga pagi ini. ketika sedang browsing mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ini. tanpa sadar saya berlabuh kesatu video singkat yang membuat saya cukup tertegun dan mendengarkan dengan dalam.

Pernah mendengar tentang Jack Ma? dia adalah Founder dari Alibaba, perusahaan digital di China yang sudah melebarkan sayap yang kabarnya bisnis utamanya adalah E-Commerce (walaupun saya merasa tidak pernah mencoba produk alibaba kecuali UCweb). kabarnya Alibaba adalah perusahaan dengan Valuasi yang menggila.

Jack Ma (Source : CNBC)

Di postingan saya kali ini, justru saya ingin membahas apa yang diucapkan Jack Ma di Video ini. Jack bercerita tentang siklus berkerja. dan ini menurut saya sangat menginspirasi. saya coba tuliskan disini tapi tentunya dengan beberapa ulasan yang saya tangkap dan coba saya jabarkan sendiri:

Sebelum 20 Tahun, Be a Good Student

Boleh saja kita berfikir tentang menjadi seseorang yang besar, tapi pada tahapan hidup ini janganlah pernah bosan untuk belajar. mengisi otak kita dengan banyak hal. kita masih punya banyak kelegaan untuk melakukan hal ini. Belum saatnya untuk lelah.

Sebelum 30 Tahun, Follow Somebody

Uniknya, Jack Ma berkata bergabunglah dengan perusahaan kecil. mungkin bisa juga kita sebut Perusahaan dengan lingkup terbatas atau bisa jadi belum stabil. mengapa? karena bergabung dengan perusahan besar sebenarnya membantu anda belajar tentang proses, tapi kita adalah bagian kecil dari sebuah sistem yang besar. Ketika bergabung dengan Perusahan Kecil, Kita belajar mengenai membangun dan bermimpi untuk sesuatu yang besar. kita belajar melakukan banyak hal dalam satu waktu. Lanjut lagi ujar Jack Ma, sebelum 30 tahun bukan perkara Perusahaan apa yang anda masuki, tapi tentang siapa Boss yang anda ikuti. ini berarti betul karena Boss berpengaruh besar dalam membentuk karakter kita. dan jangan lupa, Kita dipersilahkan untuk berani berhadapan dengan begitu banya kesalahan. ini waktunya. jatuh lah, lalu bangunlah kembali. lakukan sebanyak-banyaknya apabila memang harus begitu.

Sebelum 40 Tahun, Start to Think that We working for Our Self

Ketika pada umur ini. kita sudah bisa mengambil keputusan bahwa pada dasarnya semua hal yang kita lakukan adalah untuk diri kita. disini sebenarnya fase terpenting dalam pembentukan fondasi terkait membangun sesuatu yang besar dari tangan kita sendiri.

Sebelum 50 Tahun, You Have to do All things that You good at

Di umur ini, Jack Ma menyarankan kita sudah pada posisi sangat fokus. tidak lagi goyah mengubah-ubah mengenai hal yang kita jalani. karena ini adalah fase dimana apa yang kita bangun akan bertahan menjadi sesuatu yang sukses dalam waktu panjang atau tidak. Membangun banyak hal yang berbeda bisa saja membuat kita sukses, tapi kecenderungan untuk Gagal juga cukup tinggi.

Sebelum 60 Tahun, Work for the Young People

Jack Ma percaya pada umur seperti ini kita harus yakin anak muda sudah bergerak dengan lebih baik daripada kita. kenyataannya begitu. sehingga apa yang dilakukan Entrepreneur sukses pada umur ini adalah Mempercayakan banyak hal pada anak muda, memberikan inspirasi pada anak muda, berinvest pada anak muda, membangun sesuatu bersama anak muda.

Setelah 60 Tahun, spend time with our self

Nikamti Hidupmu, Nikmati Uangmu. Bahagiakan Keluarga dan orang terdekatmu. kita tahu ini sebenarnya tidak perlu menunggu hingga 60 tahun tapi paling tidak di umur ini sudah sepantasnya kita tidak mendapatkan kepusingan mengenai bagaimana nasib perusahaan kita besok. gunakan sisa umur untuk menikmati kerja keras.

Setidaknya, simpel tapi hal ini cukup mendalam untuk saya baca. saya jadi cukup tertarik untuk banyak mencari tahu tentang pemikiran seorang Jack ma.

Kalau Karyawan Saya Twitteran, Saya Biarkan?

Pertanyaan itu muncul ketika saya berkesempatan ngobrol dengan salah satu petinggi sebuah perusahaan. Beliau memang sudah cukup berumur, beliau aktif dari saat dimana Social media belum meledak seperti sekarang. Dan Wajar beliau berfikir bahwa perlu pemahaman betul untuk mengambil langkah di area ini.

Tanpa pemahaman yang mendalam, jelas semua orang berhak mengambil opini apa saja. Dari garis besar pemikiran sebagian orang, Twitter adalah area di mana sebagian besar orang berceloteh ke banyak arah. Berbicara tentang banyak tema. Apalagi berbagai riset berkata bahwa sebagian besar pengguna twitter adalah anak-anak muda yang langsung dikemas oleh beberapa orang sebagai kesimpulan bahwa mereka-mereka yang hadir disana bukanlah Pengambil Keputusan dalam sebagian besar hal.

Nah apalagi ketika melihat Karyawan yang pada dasarnya dipekerjakan, dibayar dan diharapkan betul memberikan kontribusi malah asyik terlihat Twitteran. Ini yang kerap dianggap beberapa pelaku bisnis sebagai masalah.

Jika diperhatikan betul, Sebuah perusahaan harusnya bisa mengambil manfaat dari hal ini. Karyawan adalah individu utama yang bisa dimaksimalkan sebuah perusahaan untuk menjadi duta produk perusahaan mereka. Tentunya bukan dalam bentuk perintah langsung, sebuah perusahaan harus bisa menciptakan iklim yang tepat. Mengkombinasikan antara Kecintaan Karyawan dalam aktivitas twit dengan kecintaan mereka terhadap produk perusahaan. Berikut beberapa langkahnya:

1. Pastikan Karyawan Bangga dengan Produk Anda.

Tentu untuk menciptakan suasana dimana mereka secara sukarela menjadi Duta produk anda di Timeline twitter, anda harus menciptakan kebanggaan mereka terhadap produk perusahaan. Bukan tidak mungkin anda harus menciptakan aktivitas internal yang bertujuan untuk menghadirkan betul rasa kekaguman mereka terhadap produk. Meyakinkan mereka bahwa mereka berkerja di perusahaan dengan produk luar biasa.

2. Pastikan Karyawan mengerti cara memaksimalkan Twitter dengan baik.

Terlepas dari poin pertama, untuk membentuk penggunaan Twitter yang baik dari karyawan, jangan ragu untuk menanam investasi untuk membekali Karyawan anda cara yang tepat dalam memaksimalkan penggunaan Twitter (atau Media Sosial lainnya). Dengan mereka mengetahui cara yang benar, mereka pada akhirnya dapat menjadi Individu yang berpengaruh di Media Sosial, dan ini menjadi kekuatan tersendiri ketika mereka menjadi Duta Produk anda di Timeline.

3. Memberikan Info detil untuk mereka Kabarkan.

Perusahaan kerap menghadirkan informasi detil kepada pihak luar, tanpa mereka memastikan bahwa apakah karyawan mereka memahami betul informasi produk mereka didalam. Memang mempelajari produk harusnya wajib untuk mereka, tetapi tidak ada salahnya anda menginformasikan kembali secara detil produk anda hingga poin-poin menarik yang membuat mereka merasa memiliki “Bahan” untuk Dikabarkan.

4. Fasilitasi Mereka

Seperti yang anda tahu, banyak perusahaan menutup akses media sosial di perangkat computer karyawan mereka. Sekali lagi ini keputusan anda, tetapi akan lebih bijak jika kita tidak Melarang penuh. Tapi lebih ke mengajarkan mereka untuk lebih bijak. Bahkan bukan kesalahan apabila sesekali justru anda menghadirkan sebuah kompetisi aktivitas media sosial agar mereka tergerak untuk aktif dan pada akhirnya dapat menjadi duta perusahaan di media sosial.

Memang pernah ada kata-kata bahwa suara satu konsumen lebih berarti dibanding ribuan kata-kata karyawan sebuah perusahaan yang sedang menceritakan produk perusahaannya. Tetapi dengan menghadirkan suasana di mana mereka menjadi duta dengan seluruh kebanggaan dalam diri mereka, sesungguhnya suara mereka memiliki nilai yang sama dengan Konsumen. Mereka sama-sama bercerita karena Mencintai.

 

Tulisan ini juga bias disimak di Startupbisnis : http://startupbisnis.com/kalau-karyawan-saya-twitteran-saya-biarkan-oleh-arioadimas/

Kunci Community Marketing : Partisipasi

Beberapa hari ini, saya sedang cukup banyak bertemu mitra bisnis yang berkata bahwa mereka ingin menciptakan komunitas. Tetapi percaya atau tidak, bagi sebagian orang membangun komunitas itu hanya perihal mengumpulkan orang dan membuat Meet Up. Setelah itu mereka akan bilang ke banyak pihak bahwa mereka memiliki komunitas. Hey, Tidak seperti itu. Tidak sedangkal itu.

Sebelumnya saya sudah berbicara mengenai Community Marketing. Tapi sesungguhnyaCommunity Marketing yang benar-benar berjalan adalah yang sudah tercipta partisipasi alami disana. Kuncinya memanglah partisipasi. Partisipasi yang hadir secara konsisten dan bahkan tanpa “Pancingan” dari Perusahaan. Nah permasalahannya, bagaimana menciptakan partisipasi dalam komunitas?

Kuncinya tidaklah Rumit. Anda cukup membuat mereka merasa Dikenal, Didengar dan Dilibatkan.

Dikenal

Mereka baru memiliki “Rasa Memiliki” kepada brand anda dan komunitas itu ketika mereka yakin betul bahwa anda mengenal mereka. Bahwa anda menaruh perhatian lebih pada mereka. Membuatkan Meet Up tidak membuat mereka merasa dekat dengan anda. Turunlah untuk berkenalan langsung dengan mereka. Secara personal. Mereka akan memiliki kebanggaan sendiri ketika mereka merasa punya akses lebih dibandingkan orang-orang diluar komunitas untuk “Akrab” dengan anda dan Tim.

Didengar

Selama ini orang selalu merasa bahwa mereka “Dipaksa mengkonsumsi” apa yang diproduksi oleh perusahaan. Tapi zaman menghantarkan kita pada masa dimana perusahaan turut meminta pendapat komunitas dalam pengembangan. Karena sejujurnya merekalah yang mengenal apa yang kita buat. Mendengarkan apa yang mereka anggap penting adalah cara untuk membuat mereka merasa berpartisipasi. Dan tentunya mereka akan memiliki perhatian lebih kepada sesuatu yang tercipta lewat diskusi bersama dengan mereka.

Dilibatkan

Beberapa Brand bahkan saat ini sudah berani menciptakan bentuk partisipasi yang lebih jauh bagi komunitas. Komunitas dilibatkan sebagai pihak-pihak yang turun langsung kelapangan. Bahkan beberapa brand merasa bahwa tokoh komunitas lebih dipercaya daripada expert yang dibawa brand tersebut sekalipun.

Sudahkah anda membuat konsumen anda merasa dikenal, didengar dan dilibatkan?

Tulisan ini juga bisa disimak di Startupbisnis

Bagaimana Memasarkan Produk Berbasis Komunitas

Tentunya Sebuah startup memiliki kewajiban untuk membangun sebuah produk yang diminati konsumen. Tetapi sebuah kesalahan ketika semua hal hanya berhenti pada proses penciptaan sebuah produk. Pada dasarnya terdapat faktor lain mengapa konsumen pada akhirnya memiliki keintiman khusus yang mempererat dirinya terhadap sebuah Produk. Yaitu hadirnya Komunitas.

Komunitas sendiri kini telah menjelma menjadi Nyawa baru sebuah produk. Karena pada dasarnya Konsumen membutuhkan figur refleksi dari dirinya dan produk yang dia gunakan. Konsumen membutuhkan adanya tempat bertanya dan berkonsultasi sebagai sesama penikmat sebuah produk. Dan Konsumen membutuhkan keyakinan bahwa terdapat sekelompok orang yang memiliki kesamaan minat serta selera. Inilah yang membangun loyalitas mereka.

Lantas apa yang harus dilakukan oleh pemilik Produk untuk membentuk basis komunitas yang tepat?

1. Kenali dan Pahami Mereka beserta tujuannya.

Tentu saja percuma apabila anda ingin memberikan yang terbaik kepada komunitas anda, tanpa anda mengenal siapa mereka dan apa tujuan mereka terkait dengan penggunaan produk anda,

2. Konsistensi Komunikasi

Bentuklah model komunikasi yang konsisten. Anda bisa memanfaatkan Milis serta akun media sosial anda. Lewat media tersebut, anda wajib hadir dan merespon semua bentuk komunikasi dari komunitas anda

3. Beri Akses Partisipasi

Hadirkan kesempatan untuk mereka berpartisipasi terkait dengan produk anda. Mulai dari hal yang sangat kecil, misalnya anda melibatkan pendapat mereka dalam rencana penambahan fitur baru. Ini akan membentuk rasa memiliki serta kebanggaan yang kuat terhadap produk.

4. Buat Semuanya Mudah

Jangan Pernah persulit Komunitas anda. Beri kemudahan dalam proses apapun selama itu masih memungkinkan terkait dengan mereka dan produk anda.

5. Beri Kebanggaan pad Komunitas

Tanamkanlah sebuah kebanggaan. Rasa berbeda yang mereka peroleh ketika mereka menggunakan produk anda. Hal ini yang akan menciptakan perasaan berbeda ketika mereka bertemu dengan pemakai produk kompetitor.

6. Edukasi Komunitas

Rata-rata komunitas Loyal memiliki pengetahuan yang lebih daripada pemakai biasa produk anda. Dengan anda memberikan edukasi yang lebih mengenai produk anda, komunitas akan menjadi duta dalam menyebarkan informasi serta memberikan kebanggaan tersendiri bagi mereka.

7. Jangan Pernah Paksakan Peraturan

Anda tidak akan bisa menetapkan Peraturan yang kaku terhadap komunitas anda. Pada dasarnya, peraturan yang paling berlaku bagi mereka adalah peraturan yang terbentuk secara alami dari keseharian mereka.

8. Fasilitasi mereka untuk bertemu Komunitas lain

Kebanggaan sebuah komunitas adalah ketika mereka merasa solid dan mereka bertemu dengan komunitas yang lain. Ketika anda merasa telah pada waktu yang tepat, fasilitasi mereka untuk bertemu dan berbagi dengan komunitas lain.

9. Ciptakan Kopdar yang Rutin

Tidak ada artinya apabila anda memperkuat basis komunitas yang pada kenyataannya tidak pernah bertemu langsung. Keintiman yang nyata justru hadir ketika mereka sudah pernah bertemu dan menyapa di dunia nyata. Memfasilitasi pertemuan mereka adalah kewajiban untuk anda.

Tulisan ini juga dapat anda nikmati di situs : http://startupbisnis.com/

Berbagi di #Startuplokal Meetup V.14 – Running a Successful Community

saya mengagumi komunitas #startuplokal bukan hanya karena mereka terdiri dari orang-orang luar biasa. tapi juga karena mereka berhasil menciptakan ekosistem berbasiskan kebersamaan untuk berkembang. serta mereka punya mimpi besar. yeah, setiap hal yang berjalan karena mimpi yang besar memang akan punya kesempatan untuk besar pula.

saya hadir di startuplokal sejak pertemuan mereka yang diadakan di Bakrie telcom training center. saat itu Bakrie connectivity menjadi tuan rumah. persis sebelum acara, Sumartok mengajak untuk turut melihat-lihat luar biasanya semangat teman-teman disana. saya dulu duduk dikursi belakang, sekedar mencoba mengenal lebih dalam mengenai komunitas ini, dan menatap tatapan semangat membara teman-teman melihat apa yang disampaikan para speaker yang luar biasa. :D

tidak terasa, beberapa bulan setelahnya tepat di #Startuplokal Meetup V.14 yang memiliki tema Running a Successful Community, justru saya yang berkesempatan untuk berbagi sebagai pembicara. saya menyambut baik ajakan dari Natali Ardianto dan nuniek yang kebetulan bertemu di event gathering CHIP. melihat materi yang sangat menarik, tentunya saya menyanggupi dan berupaya memberikan yang terbaik.

akhirnya tanggal 11 juni 2011, saya dan beberapa pembicara lain hadir dan turut berdiskusi dipanggung startuplokal yang bertepatan dengan event ICC. pembicara-pembicara yang turut hadir adalah:

  • Nuniek Tirta – initiator of #StartupLokal & Community Manager Fimela.com
  • Byotenega – Founder NulisBuku.com
  • Hanifa Ambadar – Managing Director Female Daily Network
  • Affi Assegaf – Editorial Director, Female Daily Network
  • M. Ario Adimas – Director Communication & Community Development of IMA and Digital Strategist of GramediaDigital

berikut presentasi saya: Presentasi : Community Marketing

dan ternyata sesi saya kemarin sempat direkam oleh teman-teman dari adandu (terima kasih :D ) dan untuk teman-teman yang ingin sekedar menyaksikan langsung. bisa menuju link video ini.

sekali lagi terima kasih kepada tim startuplokal (Natali, Nuniek, SaGad, ollie dan tentu joshua kevin dan rhein) atas kesempatannya. kalian telah memberikan banyak hal untuk dunia digital indonesia.

Pandangan saya sangat optimis mengenai dunia digital indonesia, Kalau Anda?