Terapi Menulis

Waktu itu saya sedang menjalani minggu. minggu yang mirip dengan minggu-minggu sebelumnya dibeberapa bulan ini. Saya duduk disebuah pojok kedai kopi disebuah pusat keramaian. memang ramai hari itu. sudah sangat pas disebut sebagai Pusat keramaian.

Saya hanya merasa bosan sesekali dibeberapa menit dalam sehari. hari-hari saya tidak pernah membosankan. tapi rasa bosan itu kerap menyisip masuk dibeberapa menit dalam hari itu. lantas saya mengalihkan dengan Menulis.

Dengan Menulis, saya sedang berbicara pada diri sendiri. dengan menulis, saya mencoba berkaca pada perspektif yang saya bangun setiap hari. saya mengabadikan logika pun dengan menulis. saya memperhatikan dan mencurahkan pengamatan saya akan suatu hal juga dengan menulis.

Menulis itu adalah Terapi untuk membuat saya tetap Waras beropini.

Lewat Menulis, harusnya Manusia lebih bisa memahami banyak hal tentang dunia. ketika semua orang sudah terlalu banyak bicara, mengapa kita tidak diam sejenak, memberi waktu pada diri sendiri untuk berfikir, meneguk sedikit kopi. Lalu Menulis.

Kalau Karyawan Saya Twitteran, Saya Biarkan?

Pertanyaan itu muncul ketika saya berkesempatan ngobrol dengan salah satu petinggi sebuah perusahaan. Beliau memang sudah cukup berumur, beliau aktif dari saat dimana Social media belum meledak seperti sekarang. Dan Wajar beliau berfikir bahwa perlu pemahaman betul untuk mengambil langkah di area ini.

Tanpa pemahaman yang mendalam, jelas semua orang berhak mengambil opini apa saja. Dari garis besar pemikiran sebagian orang, Twitter adalah area di mana sebagian besar orang berceloteh ke banyak arah. Berbicara tentang banyak tema. Apalagi berbagai riset berkata bahwa sebagian besar pengguna twitter adalah anak-anak muda yang langsung dikemas oleh beberapa orang sebagai kesimpulan bahwa mereka-mereka yang hadir disana bukanlah Pengambil Keputusan dalam sebagian besar hal.

Nah apalagi ketika melihat Karyawan yang pada dasarnya dipekerjakan, dibayar dan diharapkan betul memberikan kontribusi malah asyik terlihat Twitteran. Ini yang kerap dianggap beberapa pelaku bisnis sebagai masalah.

Jika diperhatikan betul, Sebuah perusahaan harusnya bisa mengambil manfaat dari hal ini. Karyawan adalah individu utama yang bisa dimaksimalkan sebuah perusahaan untuk menjadi duta produk perusahaan mereka. Tentunya bukan dalam bentuk perintah langsung, sebuah perusahaan harus bisa menciptakan iklim yang tepat. Mengkombinasikan antara Kecintaan Karyawan dalam aktivitas twit dengan kecintaan mereka terhadap produk perusahaan. Berikut beberapa langkahnya:

1. Pastikan Karyawan Bangga dengan Produk Anda.

Tentu untuk menciptakan suasana dimana mereka secara sukarela menjadi Duta produk anda di Timeline twitter, anda harus menciptakan kebanggaan mereka terhadap produk perusahaan. Bukan tidak mungkin anda harus menciptakan aktivitas internal yang bertujuan untuk menghadirkan betul rasa kekaguman mereka terhadap produk. Meyakinkan mereka bahwa mereka berkerja di perusahaan dengan produk luar biasa.

2. Pastikan Karyawan mengerti cara memaksimalkan Twitter dengan baik.

Terlepas dari poin pertama, untuk membentuk penggunaan Twitter yang baik dari karyawan, jangan ragu untuk menanam investasi untuk membekali Karyawan anda cara yang tepat dalam memaksimalkan penggunaan Twitter (atau Media Sosial lainnya). Dengan mereka mengetahui cara yang benar, mereka pada akhirnya dapat menjadi Individu yang berpengaruh di Media Sosial, dan ini menjadi kekuatan tersendiri ketika mereka menjadi Duta Produk anda di Timeline.

3. Memberikan Info detil untuk mereka Kabarkan.

Perusahaan kerap menghadirkan informasi detil kepada pihak luar, tanpa mereka memastikan bahwa apakah karyawan mereka memahami betul informasi produk mereka didalam. Memang mempelajari produk harusnya wajib untuk mereka, tetapi tidak ada salahnya anda menginformasikan kembali secara detil produk anda hingga poin-poin menarik yang membuat mereka merasa memiliki “Bahan” untuk Dikabarkan.

4. Fasilitasi Mereka

Seperti yang anda tahu, banyak perusahaan menutup akses media sosial di perangkat computer karyawan mereka. Sekali lagi ini keputusan anda, tetapi akan lebih bijak jika kita tidak Melarang penuh. Tapi lebih ke mengajarkan mereka untuk lebih bijak. Bahkan bukan kesalahan apabila sesekali justru anda menghadirkan sebuah kompetisi aktivitas media sosial agar mereka tergerak untuk aktif dan pada akhirnya dapat menjadi duta perusahaan di media sosial.

Memang pernah ada kata-kata bahwa suara satu konsumen lebih berarti dibanding ribuan kata-kata karyawan sebuah perusahaan yang sedang menceritakan produk perusahaannya. Tetapi dengan menghadirkan suasana di mana mereka menjadi duta dengan seluruh kebanggaan dalam diri mereka, sesungguhnya suara mereka memiliki nilai yang sama dengan Konsumen. Mereka sama-sama bercerita karena Mencintai.

 

Tulisan ini juga bias disimak di Startupbisnis : http://startupbisnis.com/kalau-karyawan-saya-twitteran-saya-biarkan-oleh-arioadimas/

Kick Off Microsoft : Bali

“Sip, selamat bergabung ya. oh iya siap-siap ya langsung.. Hari kedua nanti berangkat ke bali”

“Hah Buat apa?”

“Party”

Saya Melongo hari itu. ketika selesai urusan saya masuk kantor baru. saya kira Party adalah ucapan klise untuk menggambarkan kerja diluar kota. ternyata benar, selain Company Kick Off, semua acara yang disusun adalah senang-senang. ya hari kedua saya di Microsoft itu langsung jalan-jalan ke Bali.

Kata salah satu teman disana, Microsoft memang Perusahaan yang Fair. Bekerja boleh Keras, tapi jangan lupa senang-senang. orang-orang di Microsoft memang seperti itu. anda bisa melihat mereka bekerja dengan luar biasa dan beberapa saat kemudian mereka bersenang-senang dengan gila.

3 Hari total dihabiskan di Bali. acara dimulai dari berkeliling layaknya Turis menyusuri tempat berpemandangan indah di bali, Company Kick Off hingga Party. Menyenangkan!

 

 

Saya adalah Microsofties

Banyak hal yang terjadi hari ini, adalah mimpi saya diwaktu dulu.

Begitulah kenyataannya, ya walaupun belum semua. salah satu dari mimpi saya yang menjadi kenyataan adalah berlabuhnya saya ditempat saya berkarir saat ini. ini memang sudah terjadi sekitar 4 bulan yang lalu. tapi baru kali ini saya mendapatkan kesempatan bercerita.

Ketika beranjak remaja, saya sudah berbicara dengan orang tua saya. bahwa saya tidak mau menjadi Dokter (sebagaimana impian ibu saya untuk saya). saya mau kerja di sebuah perusahaan besar dan pada akhirnya memiliki bisnis. ayah yang pada dasarnya memang berbisnis tentu mendukung. ketika masuk Teknik Industri ITTelkom, keinginan saya mengerucut ke Marketing. saya ingin berkarir sebagai marketer. dan ketika waktu berjalan, saya mencintai dunia teknologi. saya tidak pernah membunuh mimpi-mimpi saya sebelumnya. yang ada adalah upaya mempertajam dan memperjelas keinginan. Saya ingin Bekerja sebagai Marketer di sebuah perusahaan besar bertema Teknologi. saya ingin berkerja di Microsoft, Apple atau Google.

Saya banyak belajar tentang pasar ketika memulai karir di Bakrie Telecom sebagai Market Insight, saya mendalami digital di Kompas Gramedia sebagai Digital Strategic Coordinator. dan tidak pernah saya duga, Jalan saya terbentuk dengan luar biasa menuju salah satu Mimpi yang pernah saya sebutkan.

Per Juli 2012, saya resmi bergabung di Microsoft Indonesia sebagai Digital Marketing Manager. apa rasanya? tentu luar biasa. selalu luar biasa ketika anda menjalani sesuatu yang dahulu pernah anda deklarasikan sebagai mimpi. dan selalu luar biasa ketika anda mendapatkan kesempatan bergabung dengan sesuatu yang kenyataannya telah banyak menemani anda sedari kecil (ya Microsoft menemani saya mulai dari mengerjakan tugas ketika SMP hingga menyelesaikan skripsi ketika kuliah dan pada akhirnya berkerja). Microsoft memang luar biasa. Banyak sejarah teknologi dimulai dari sini. banyak legenda teknologi lahir disini. hadir pula berbagai Produk luar biasa yang secara kebetulan diluncurkan pada saat saya bergabung disini. dan saya berkerja sama dengan banyak orang luar biasa, di Microsoft Indonesia hanya orang-orang terbaik yang hadir dan menempati setiap posisi dimana mereka tangguh secara penuh disana. termasuk Mentor plus Inspirator saya yang lebih dulu bergabung  dengan Microsoft sebagai Presdir yaitu Andreas Diantoro.

(ki-ka) Norman Sasono, Giring, Andreas Diantoro, Saya
Bersama tim Microsoft di #8perience Zone

Saya menikmati menjalani impian saya ini. belajar banyak dan mencintai setiap yang saya lakukan. berkerja dengan orang-orang yang luar biasa, di kantor yang luar biasa serta Produk luar biasa.

tidak ada yang lebih menyenangkan dari berkerja di perusahaan yang anda cintai dengan Produk yang anda kagumi.

Bersama #Windows8 yang luar biasa

 

Ya, Saya adalah Microsofties.

Semoga Cepat Sembuh

Ya saya sangat mengenal ibu saya.

Seperti di beberapa postingan sebelumnya. saya sangat dekat dengan ibu saya, dari kecil hingga kini. saya mengetahui hamper keseluruhan sifatnya. bagaimana dia sedih dan bahagia. apa yang membuat beliau marah atau tertawa.

Beliau adalah ibu yang kuat. tidak, ini bukan pengandaian. beliau benar-benar kuat dalam arti sebenarnya. dari kecil saya hamper tidak pernah menemui beliau jatuh sakit. beliau kerja tidak berhenti, memilih hidup tanpa pembantu dalam mengurus rumah dan seisinya.

Kemarin-kemarin ditengah rapat besar saya tersentak. oleh pesan dari ayahanda yang mengabarkan ibu sakit. tanpa berfikir panjang saya keluar ruangan dan menghubungi rumah.

Suaranya memang tidak sekuat biasanya.

ini bisa jadi sakit biasa, sakit terkadang jadi hal yang wajar dalam keseharian hidup kita. hanya saja kami serumah tidak terbiasa. ibu selalu hadir dengan luar biasa. beliau sumber energi kita semua.

 

Semoga cepat sembuh.

Inter Milan, sebuah dukungan panjang

Masih ingat, saya saat itu masih bocah. sekitar kelas 4 SD. saya selalu diam-diam menyetel alarm bersuara kecil untuk jam setengah 3 pagi. saat itu pertandingan antara Inter Milan melawan salah satu tim besar di pagelaran piala champion. ya saya yang sekecil itu mengendap-endap menonton. bukan apa-apa, orang tua selalu melarang untuk saya begadang tengah malam karena besok sekolah. tapi saya cinta inter milan. saya harus menonton.

Saya begitu mencintai inter milan dari lama, dari kecil. bermula dari kecintaan terhadap seragam gagah hitam biru (yap.. karena warna..) hingga jatuh cinta terhadap sosok-sosok penting yang mengenakannya. saat itu inter milan digawangi oleh Pagliuca, kiper yang punya karakter sendiri dibawah mistar gawang ditambah dengan cerita dia penakluk ratusan wanita. dibagian belakang ada Bergomi sang jendral yang terkenal sebagai Bek yang Ganas. ada Javier Zanetti sang pangeran inter hingga saat ini. ada fabio galante yang keras serta Taribo West bek nyentrik yang selalu jadi maskot. di bagian tengah semua mata menuju pada youri djorkaeff yang punya tendangan geledek. ada aron winter yang jadi benteng serta ada paulo sousa dari portugal. bagian depan tentunya harapan bertumpu pada sosok Ronaldo yang punya kecepatan dan skill luar biasa. dipadukan oleh Ivan Zamorano, striker dari Chili yang terkenal dengan nomor punggung 1+8 nya dan disokong oleh bocah uruguay dengan sihir memukau yaitu alvaro recoba.

inter milan formasi 1997

Merebut Piala UEFA dari Lazio di All italian Final selalu jadi kenangan, karena setelah itu pendukung inter milan masuk ke periode “bersabar panjang”. karena Inter Milan puasa gelar.

untuk semua pendukung inter milan, masa itu selalu dikenang, karena loyalitas kita diuji oleh inter milan yang sama sekali tidak konsisten. kadang istimewa, kadang memalukan. kadang menang besar terhadap tim hebat, kadang kalah oleh tim gurem, dikandang. pemain bintang silih berganti dihadirkan oleh Moratti. memang beliau lah penggemar inter sebenar-benarnya. ingin meneruskan kejayaan sang ayah (angelo moratti). dihadirkan pelatih-pelatih berkualitas seperti Luigi Simoni, mircea lucescu, Roy Hodgson hingga sosok marcello lippi. hadir pula hetor raul cuper yang terkenal sebagai spesialis runner up. inter tetap tidak konsisten.

pemain bintang hadir mulai dari Angelo Perruzi, Vieri, Roberto Baggio, bahkan sekelas Batistuta. belum juga hadir konsistensi itu.

sempat merasa bosan, saya yang dulu begitu mengikuti dunia sepakbola (hingga disebut kamus berjalan) merasa bosan. tidak luntur sama sekali kecintaanku terhadap inter milan, tapi bosan rasanya menatap dunia sepakbola karena tim pujaan tak kunjung membaik. dua kali sempat menitikan air mata (mungkin begitu pula penggemar inter lain). saat tahun 98 tragedi pertandingan akhir dengan juventus dan saat juara didepan mata, namun direbut juventus karena inter milan kalah oleh Lazio 4-2 gara2 Karel Poborsky menggila (sial, saya masih ingat itu). ketika ronaldo dan vieri menangis, semua penggemar inter menangis.

Ronaldo menangis di kekalahan melawan lazio yang bersejarah

Sebuah cahaya terang hadir ketika Roberto Mancini hadir. ya beliau adalah tokoh yang sangat mengenal budaya sepakbola italia. ditangan beliau, inter milan disulap menjadi tim yang memiliki Visi. gelar mulai berdatangan. era pemain inter yang bercampur antara pemain muda dan senior. kemenangan inter diikuti pula skandal calciopoli yang menghajar musuh-musuhnya. dan kejayaan inter terulang kembali.

Kejayaan itu semakin lengkap ketika memasuki periode Mourinho ‘The special one”. Mourinho hadir dengan gairah dan strategi baru. mourinho menghadirkan sesuatu yang memuaskan dahaga semua pendukung inter milan. sesuatu yang lama ditunggu. Mourinho hadir dengan Treble Winner.

Mourinho dan Inter milan
Treble Winner inter milan

yang sedihnya, seolah tidak ingin mencacatkan sebuah kesempurnaan. mourinho memilih untuk pergi disaat terbaik. disaat dia memberikan apa yang paling semua penggemar inter milan cintai. dia memilih pergi ditengah kejayaan. agar semua memori terekam dengan indah. perpisahan mourinho membawa kesedihan mendalam disemua kebahagiaan. dia mengumumkan persis tidak lama setelah inter milan mengangkat piala champion. Mourinho tidak sama sekali dicerca, semua keluarga besar inter menghormatinya. sekaligus mencintainya.

kini inter milan sedang tidak terlalu menggembirakan, tapi inter milan selalu dihati. bagaimanapun yang terjadi, loyalitas semua penggemar inter milan tidak pernah mati. kami begitu mencintai nerazurri dengan hati yang mendalam. dukungan 15 tahun ini bukan sembarang dukungan. ini sebuah dukungan panjang

 

 

 

Buku Putih Komunikasi Media Sosial

Dari beberapa kali saya membahas mengenai Media Sosial  baik di Blog, Twitter atau Facebook saya selalu mengucapkan beberapa hal yang sama. Hal tersebut tentunya adalah hal yang saya anggap sangat perlu ditekankan. Salah satunya adalah Karakter.

Apa yang membedakan aktivitas suatu Brand dengan Brand lainnya di ranah Media Sosial? Jelas itu adalah karakter. Brand yang hanya sapa-sapa dan tulis konten dengan cara yang biasa, gaya komunikasi yang biasa sama seperti brand lainnya dan tidak istimewa tentunya tidak memiliki pandangan yang spesial dari konsumen.

Contohnya adalah akun @my_supersoccer , akun yang membahas mengenai sepakbola ini memiliki gaya komunikasi yang justru unik. Tidak mendewakan followers bahkan cenderung sangat santai dan hobi berkata “Pedas” dan lucu. Justru karena itu akun ini diminati dan direspon dengan cukup baik. Adapula akun @onyitkawanku. Akun dari majalah kawanku yang menjelma sebagai karakter monyet pink centil dimedia sosial. Ini menghadirkan komunikasi yang unik dengan penggemar mereka. Konsistensi Onyit menghasilkan Konsistensi feedback dari penyimaknya. Mereka berkomunikasi seolah-olah yang mereka hadapi memang karakter si monyet pink ini. Begitu juga beberapa akun lainnya, inilah salah satu cara Brand bertahan bahkan mencatat hasil gemilang di ranah media sosial. Menjadi berbeda dan berkarakter.

Nah penciptaan karakter tersebut butuh konten dan konsistensi. Isi harus unik dan variatif tapi karakter harus konsisten. Tapi kendalanya di brand adalah bisa jadi akun-akun ini berpindah tangan atau diurus oleh beberapa orang berbeda. Ini kerap menjadi halangan dalam menciptakan konsistensi karakter lewat komunikasi yang tercipta. Salah satu cara untuk menghindari hal ini adalah harus adanya Buku Putih Media Sosial. Catatan dimana anda menulis detil mengenai spesifikasi identitas dan komunikasi brand anda di media sosial yang harus dipatuhi oleh setiap pihak yang turut mengolah akun tersebut.

 

Hal-hal apa saja yang harus dijadikan fokus dalam menciptakan poin-poin dalam Buku Putih Media Sosial brand anda?

1. Jadwal update

Bisa jadi Benar adanya pendapat yang berkata bahwa update status yang terjadwal itu membosankan. Tapi anda memang harus menetapkan jadwal pasti dimana pada saat-saat tersebut anda harus muncul. Untuk update status di jam lain tentunya tetap diperbolehkan. Penjadwalan khusus ini tentunya disesuaikan dengan jam aktif Penyimak anda di media sosial.

2. Bentuk Sapaan

Bentuk sapaan termasuk momen dimana karakter anda diingat. Bentuk sapaan yang unik dan berbeda inilah yang menciptakan karakter yang nantinya bisa dinikmati oleh Penyimak.

3. Bentuk Panggilan terhadap Pendengar/Pembaca

Setiap karakter yang kamu ciptakan tentunya memiliki cara memanggil penyimak yang berbeda-beda. Ada yang cenderung formal, santai, serius atau apapun itu. Dan panggilan pun harus disesuaikan dengan “Siapa Anda” serta “Siapa Mereka”.

4. Konten Umum

Anda harus menuliskan di buku putih anda mengenai Konten umum yang anda tekankan pada komunikasi anda sehari-hari. Pastikan tetap searah dengan pesan utama brand anda. Apakah itu bercanda, serius, bercerita, mengajar, berbagi.. anda harus tetap arahkan temanya sejalan dengan tema pesan anda.

5. Rubrik Konten

Media Sosial itu seperti Produk media lainnya. Sudah sepantasnya memiliki Rubrik Rutin. Ada saat dimana satu tema diceritakan dengan bahasan yang berbeda-beda pada satu momen tertentu yang rutin. Misalnya ada rubrik Tanya jawab setiap hari rabu malam atau sebagainya. Ini harus tercatat di buku putih untuk keseragaman penjadwalan.

6. Komunikasi dalam kondisi Bermasalah.

Terkadang hal yang menggelikan terjadi dimana setiap brand muncul dengan karakteristik emosi yang berbeda-beda ketika menghadapi masalah dengan para penyimak mereka. Ini jelas mempengaruhi konsistensi karakter mereka. Di buku putih harus tercatat tata cara berkomunikasi untuk brand dikala mereka menghadapi sesuatu yang negatif dari penyimaknya.

 

Sudahkah anda memiliki Buku Putih Komunikasi Media Sosial?

Pie Telur, dan Kenangan dari ibu yang dirindukan.

tik… tok.. tik… tok

Saya jadi menerawang. kesuatu waktu yang sudah lewat cukup lama.

dari dulu hingga sekarang saya adalah anak lelaki yang sangat dekat dengan ibu. dulu ketika SD, selepas saya sekolah ibu sesekali meminta saya untuk menemani beliau Belanja ke satu pojok pasar tradisional di kota palembang. kita sebut daerahnya bernama megaria. karena terdapat satu pusat bangunannya dengan nama yang sama.

Menemani ibu belanja barang-barang tekstil sejujurnya bukanlah hal yang menyenangkan bagi seorang bocah lelaki. yap itu membosankan. terkadang saya tidak bisa menutupi air muka saya pada saat saya benar-benar merasa bosan. saya hanya terus menggenggam tangan ibu dengan muka masam. hanya berharap beliau menghibur dengan membelikan mainan atau beliau memilih untuk cepat pulang.

Seorang ibu adalah mahluk yang dianugrahkan tuhan kemampuan untuk meredam semua keluh negatif dari keluarganya. betul bukan?

Masih jelas dibenak saya, ibu tiba-tiba membelokan arah menuju satu pojok toko kue tradisional. tempatnya lusuh tapi tidak jorok, berada pada pojok depan Pusat Megaria. beliau duduk sejenak dan memesan satu menu. ya beliau memesan 4 Pie Telur. sebuah kue yang berbentuk mangkuk dengan lapisan licin mengkilat berwarna kuning segar ditengahnya. saya tidak berbohong bahwa saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan kue tersebut. nampak sungguh segar dan nikmat. Gigitan pertama saya sungguh luar biasa. saya merasakan nikmatnya pie telur itu hancur dilidah dan terkunyah dimulut. dan ibu bahagia memandang saya bersemangat kembali.

Sejak saat itu, saya selalu bahagia menemani ibu ke megaria dengan tujuan untuk selalu kembali kesana. namun beranjak semakin dewasa, berkurang pula intensitas ibu kesana ketika pusat perbelanjaan modern perlahan menjamur di kota palembang. Namun kerinduan saya terhadap Pie Telur itu tidak pernah hilang. bahkan saya beberapa kali mendatangi sendiri tempat itu ketika SMP dan SMA. Tokonya masih ada, tapi saya tidak pernah mendapat Pie Telur yang sama.

dari SMP, SMA hingga Kuliah. dari Palembang, bandung dan jakarta. percaya atau tidak, saya selalu menyempatkan mencari Pie Telur yang sama. mulai dari pasar tradisional dan Mall saya datangi, hasilnya Nihil. hingga kakak saya Ayu Dyah Andari turut mencari hingga dia menemukan Kue dengan wujud yang sama dengan warna yang lebih pucat, tapi bukan itu. bukan.

beberapa waktu yang cukup panjang setelah itu, saya sudah lama tidak terfikir untuk mencarinya kembali. suatu sore sekitar 3 minggu yang lalu di Gandaria City. saya dan pacar sedang menghabiskan waktu santai disana. pacar saya seketiba kembali dari kamar kecil berkata.

“aku lihat satu toko kecil yang menjual Kue persis sekali dengan penjelasan kamu. mungkinkah?”

Saat itu saya langsung mendatangi dengan penuh semangat toko tersebut. Wujudnya sama, warnanya sama. saya tidak bisa menutupi rasa antusias saya. saya memesan dan tidak sabar mencoba. satu gigitan pertama, saya seperti naik mesin waktu sejenak ke suatu masa. masa dimana ibu menghibur saya dengan memberikan pie tersebut semasa kecil. renyah satu gigitan pertama benar-benar membuat saya mengingat semua hal bahagia saat itu.

hari itu saya duduk di pojok toko kue itu, makan serta bercerita dengan pacar dengan sangat antusias. bercerita dengan noraknya seberapa saya bahagia menemukan Pie Telur itu, sesuatu hal yang biasa namun luar biasa bagi saya dan masa kecil saya. bahkan pada minggu-minggu berikutnya, saya membeli khusus kue tersebut untuk saya hadirkan ke orang tua saya yang kebetulan datang ke jakarta dan kakak-kakak kandung saya.

untuk merasakan bahagia itu sederhana bukan?

Bagi anda yang mau coba, anda bisa ke Gandaria City lantai yang sama dengan Bioskop. nama toko kuenya adalah Golden Egg. dan ini bukan post berbayar yaa… benar-benar enak!

 

Kunci Community Marketing : Partisipasi

Beberapa hari ini, saya sedang cukup banyak bertemu mitra bisnis yang berkata bahwa mereka ingin menciptakan komunitas. Tetapi percaya atau tidak, bagi sebagian orang membangun komunitas itu hanya perihal mengumpulkan orang dan membuat Meet Up. Setelah itu mereka akan bilang ke banyak pihak bahwa mereka memiliki komunitas. Hey, Tidak seperti itu. Tidak sedangkal itu.

Sebelumnya saya sudah berbicara mengenai Community Marketing. Tapi sesungguhnyaCommunity Marketing yang benar-benar berjalan adalah yang sudah tercipta partisipasi alami disana. Kuncinya memanglah partisipasi. Partisipasi yang hadir secara konsisten dan bahkan tanpa “Pancingan” dari Perusahaan. Nah permasalahannya, bagaimana menciptakan partisipasi dalam komunitas?

Kuncinya tidaklah Rumit. Anda cukup membuat mereka merasa Dikenal, Didengar dan Dilibatkan.

Dikenal

Mereka baru memiliki “Rasa Memiliki” kepada brand anda dan komunitas itu ketika mereka yakin betul bahwa anda mengenal mereka. Bahwa anda menaruh perhatian lebih pada mereka. Membuatkan Meet Up tidak membuat mereka merasa dekat dengan anda. Turunlah untuk berkenalan langsung dengan mereka. Secara personal. Mereka akan memiliki kebanggaan sendiri ketika mereka merasa punya akses lebih dibandingkan orang-orang diluar komunitas untuk “Akrab” dengan anda dan Tim.

Didengar

Selama ini orang selalu merasa bahwa mereka “Dipaksa mengkonsumsi” apa yang diproduksi oleh perusahaan. Tapi zaman menghantarkan kita pada masa dimana perusahaan turut meminta pendapat komunitas dalam pengembangan. Karena sejujurnya merekalah yang mengenal apa yang kita buat. Mendengarkan apa yang mereka anggap penting adalah cara untuk membuat mereka merasa berpartisipasi. Dan tentunya mereka akan memiliki perhatian lebih kepada sesuatu yang tercipta lewat diskusi bersama dengan mereka.

Dilibatkan

Beberapa Brand bahkan saat ini sudah berani menciptakan bentuk partisipasi yang lebih jauh bagi komunitas. Komunitas dilibatkan sebagai pihak-pihak yang turun langsung kelapangan. Bahkan beberapa brand merasa bahwa tokoh komunitas lebih dipercaya daripada expert yang dibawa brand tersebut sekalipun.

Sudahkah anda membuat konsumen anda merasa dikenal, didengar dan dilibatkan?

Tulisan ini juga bisa disimak di Startupbisnis